Pindah Rumah Blog yang Baru

 Buat yang masih minat untuk baca tulisan-tulisan saya, bisa berkunjung ke blog saya yang baru dengan klik link ini

Alasan saya menulis di alamat blog yang baru adalah saya ingin memulai transformasi diri saya yang baru melalui blog yang baru juga. Di blog yang baru saya berbagi tentang hal-hal yang saya pelajari dalam perjalanan saya untuk sembuh dari depresi dan menjaga kesehatan mental, perjalanan saya dalam membuat DIY personal care (seperti body lotion, krim wajah, dan sabun), serta proses saya dalam coba-coba belajar memasak, pemikiran saya, dan pos-pos tidak jelas lain untuk mengekspresikan dan menyalurkan aspirasi saya.

Lebih lengkap alasannya, kalian bisa baca di link ini ya. 

Terima kasih buat teman-teman yang selama ini sudah membaca blog saya. Tulisan ini akan jadi pos terakhir saya di blog ini. Sampai jumpa di blog saya yang baru ya ^^


Please, I Want to Give Up

Please, Please
I want to give up
Let me give up
Please....

I cant bear this pain anymore
I cant bear this hatred anymore

Why should i be born??
Why should i exist??

I hate my existence!!
I am so sick of myself!!
Why should i live, if i can only be bother, burden and even toxic for others?

I m tired
Tired to fight myself
Tired to prove, only to meet a series of failures
Tired to meet my powerlessness and stupidity, again and again
Everything i did was futile

I wish i could just be disappear
I wish something could happen and erase my existence

"> \ _ _      M3!!!!"
28 - 9 - 2017

Baru Paham

Suatu malam di masa SMP saya, saat saya pulang, masih dengan seragam sekolah. Tiba-tiba pak satpam yang biasa menjaga di depan perumahan memanggil saya.

Pak Satpam: "Hey, hati-hati lho. Kemaren barusan ada kasus anak cewek dilecehkan di jalan kembar situ. Soalnya disana gelap. Makanya jangan pulang malam-malam, sendirian lagi"

Kira-kira semacam itulah pesan yang disampaikan seorang satpam pada saya beberapa tahun lalu.

Saat itu saya bingung, apa maksud si pak satpam bercerita kisah itu pada saya, tiba-tiba. Karena saya tidak pernah mendengar desas-desus seperti yang disampaikan pak Satpam. Dan selama saya pulang, sekalipun cukup malam, dan jalan sendirian biasanya sih aman-aman saja. Jarang juga ada anak-anak cowok yang kumpul, atau cangkruk disana saat itu.

Meski saya mengiyakan si pak satpam, tapi saya masih setengah percaya kisah si pak satpam. Jadi, saya masih terus melanjutkan aktifitas saya seperti biasa, yang bikin saya jadi sering pulang malam, sambil masih bertanya-tanya tentang kebenaran kisah yang disampaikan pak satpam dan apa maksud si pak satpam cerita begitu pada saya.

Setelah belasan tahun kemudian barulah saya paham maksud si pak satpam cerita begitu ke saya. Sepertinya beliau sedang memberi warning pada saya tentang bahayanya pulang malam sendirian. Apalagi saya cewek dan masih SMP amat lewat cerita itu. Mungkin beliaunya berharap saya jadi takut atau was-was dan mencoba agar tidak pulang malam. Tapi sepertinya saya gagal paham, dan gagal pula kisahnya bikin saya mengubah kebiasaan saya pulang malam.

Dan, yang bikin saya ga habis pikir. Kenapa butuh waktu belasan tahun buat saya untuk paham maksud si pak satpam coba?? *LoLa Ekstrim