Antusias dan... Hancur

5/15/2014 2 Comments A+ a-

Ya, itulah yang terjadi pada diriku hari ini.

Ah, sedih deh kalo inget. Padahal udah semangat dan deg-degan ga karuan :'(

Jadi gini, hari ini tiba-tiba aku dapet sms dari seorang temenku, yang juga punya impian yang kurang lebih sama sepertiku, ingin memajukan sistem pendidikan di Indonesia. Dia kasih tau ada acara bincang-bincang pendidikan di Jakarta hari Minggu besok. Jelas jadi semangat donk aku, apalagi ternyata seorang teman SMP dan SMA-ku yang udah lebih dulu merintis karya di dunia pendidikan anak Jalanan Kota Jakarta, Shei Latiefah, juga ikut jadi fasilitator di acara ini. Nah tuh, gimana ga mupeng banget coba??

Pas aku nyampe rumah bela-belain deh cari-cari jadwal kereta api, dan lain-lain untuk bisa mengantarkanku ke acara itu. Padahal saya buta sama sekali soal Jakarta. Engga tau mau naik stasiun yang mana, turun dimana. Soalnya acaranya kan di Jaksel, tapi pas nyari kereta dari Surabaya yang berhenti di Jaksel ga ada. Dan saya ga tahu, Jaksel dan lokasi acaranya itu dekat dengan stasiun yang mana. Buka google map juga internet saya lemoutt bangett.

Di tengah pencarian saya itu, saya mencoba memastikan jadwal deadline Ujian Akhir saya. Dan ternyata, saya melupakan fakta bahwa hari minggu besok ada deadline Ujian Akhir! Arrgghh!! Langsung deh, semangat yang berapi-api tadi berasa kayak disiram aer. Langsung mati!

Padahal kesempatan emas begitu, tapi harus terlewatkan begitu saja. Padahal saya udah bingung bingung ninggalin adek saya dirumah sendirian 2 hari, terus minta izin ke ortu juga gimana. Ehn ternyata begitu... :(
Untungnya, temen yang kasih tau soal info itu berencana untuk nekad ikut. Meski dengan biaya yang terbatas sih. Aku cuma bisa bantu dia soal biaya, sambil berharap ikut kecipratan berkahnya (Aamiin). Yaa...gak papa lah, paling enggak ada yang bisa ikut dan bagi-bagi info-info. Mungkin giliranku bukan sekarang, tapi nanti pasti akan ada kesempatan lain (Aamiin).


Tempat Mangkal "Komikers"

5/15/2014 8 Comments A+ a-

Dimana tempat mangkal komikers(pembaca komik)?
Rental Komik, tentu saja.

Cara biar kita bisa baca komik sepuasnya, dengan budget miring ya cuma dengan rental komik.

Saya dulu adalah seorang penggila komik. Bahkan saya dapet julukan "bandar komik" di SMP dan SMA. Makanya, kalau dibilang tempat favorit ya di rental komik itu, tempat dimana saya bisa pilih dan pinjem komik sesuka hati, tentu saja disesuaikan dengan budget kantong juga sih.

Tempat Persewaan Komik "Discovery", adalah rental komik pertama tempat saya mengakrabkan diri dengan komik, dan seorang yang telah menjadi salah satu sahabat saya hingga saat ini, Yen. Sebenernya, tempat persewaan komik yang terletak di belakang "Gym" dan tempat karaoke di daerah Surabaya Barat ini sederhana banget, dengan ruangan persegi panjang yang tidak terlalu besar. Di sisi-sisi ruangannya terletak rak buku yang menjulang hingga mendekati bagian langit-langit ruangan, setiap kolomnya terisi berbagai komik yang tersusun cukup rapi, diurutkan sesuai abjad.

Di salah satu sisi ruangan, ada 1 meja, 1 kursi dan 1 bangku panjang. Meja itu adalah tempat penjaga rental melakukan pekerjaan Administrasinya, mencatat buku yang dipinjam dan kembali serta melayani para peminjamnya. Kursi itu adalah singgasana si penjaga rental. Sedangkan, bangku adalah tempat para penyewa menunggu transaksi sewa komik-nya.

Kunjungan pertama saya ke tempat ini, juga merupakan pertemuan saya yang pertama kali dengan Yen. Sebenarnya di pertemuan pertama itu, kami tidak saling bertegur sapa, karena saat itu yang kenal dengannya adalah salah satu sahabat saya lainnya yang mengantar saya ke rental ini, atas permintaan saya. Karena sering bertemu di tempat rental, akhirnya kita sering pulang bareng dari rental dan nyewa bareng. Ternyata kami punya kesamaan soal komik. Untuk menyiasati budget yang terbatas, biasanya kami share komik yang kami sewa. Makanya, di saat-saat "jaya", kami bisa membaca hingga >30 komik dalam 1 minggu. Jadi, ga heran kan, kalau saya jadi terkenal sebagai "bandar komik" di sekolah.

Saya masih ingat, saat kami menelusuri satu persatu rak tersebut untuk menemukan komik-komik yang ceritanya menarik, atau sekadar menemukan kelanjutan dari komik seri yang sedang saya baca. Kami bisa menghabiskan waktu berjam-jam disana, kadang juga sambil ngobrol dengen penjaga rental.

Pulang dari rental, biasanya kami akan berjalan kaki menelusuri jalan yang melandai. Sambil berjalan kaki, saya dan Yen mengobrol kesana kemari, mulai dari cerita dan karakter tokoh di komik yang lainnya, hingga berbagai hal yang kami temui di sekitar kami. Melalui obrolan itulah, saya banyak belajar.

Sebenarnya, yang membuat rental komik ini berarti buat saya adalah tempat ini menuntunku menemukan berbagai hal, anugerah yang saya miliki dari sekarang. Mulai dari teman sesama penyuka komik(termasuk orang-orang yang kena "virus komikers" saya), sahabat dan pelajaran hidup yang saya dapatkan dari mereka juga dari komik-komik yang saya baca. Karena berkat merekalah saya bisa bertahan dan menjadi diri saya yang sekarang. Saya sangat bersyukur pada saat itu saya meminta sahabat saya untuk mengantarkan saya pada rental komik itu. :)

Di tulisan ini tidak disertakan foto, karena saya sudah bertahun-tahun tidak mampir ke tempat itu ^^


Dare To Dream --- These're My Dreams

5/12/2014 4 Comments A+ a-

...And I'm going to make those dreams come true. For Real!
That's my promise to myself. It was, and i'll try my best to keep and fulfill it, always.

Sebelum cerita tentang mimpiku yang sekarang, aku pingin cerita tentang impianku yang dulu...

Mimpi Yang Sudah Lalu
Kenapa "lalu"? Karena aku sudah tidak lagi berharap impian ini akan terwujud. Meskipun bukan berarti ga ada keinginan sedikit pun sih. Emang apa impianku itu?
"Penari Profesional"
Cita-cita masa kecil dan remajaku adalah menjadi penari profesional. Aku suka menari. Rasanya saat menari itu adalah saat-saat yang membahagiakan, seakan-akan aku bisa melupakan semua masalahku sejenak, cuma menikmati alunan musik dan mengeluarkan emosi lewat gerakan tari. Sampai sekarang, aku masih suka menari. Aku masih sering terharu sendiri liat orang yang narinya bagus banget, sampe nangis sendiri! Tapi biasanya diem-diem sih nangisnya, hehe.... Pas liat Step Up Revolution di bioskop juga gitu, sampe berlinangan air mata deh, bukan karena ceritanya. Tapi tariannya itu lohh....Kereeen bangetz! Entah temen sebelahku tau apa ga, kalo saat itu aku nangis dalam gelap #halah
Let's Dance!! :3

Aku masih ingat, saat salah seorang guru di sekolah menanyakan impianku, dan saat itu aku dengan mantap dan bangganya menjawab aku ingin menjadi penari. Meski pada awalnya guru itu menunjukkan ekspresi terkejut, karena ia menganggap cita-citaku lain dari anak-anak biasanya. Tapi, kemudian ia mendukungku. Rasanya jadi makin bangga aja saat itu.

Tapi, bukan itu satu-satunya alasan aku ingin menjadi menari. Aku juga pingin melestarikan budaya Indonesia lewat tarian. Ada juga kekecewaan, pada pandangan masyarakat umum terhadap seorang penari. Bagaimana mereka dipandang rendah dan disalahartikan. Dan aku ga suka itu. Ayahku termasuk salah satunya. Orang tuaku pernah beberapa kali bertengkar dan berdebat soal ini. Ayahku yang tidak suka aku menekuni dunia tari, dan ibuku sebaliknya. Oh iya, aku sampe kepikiran buat jadi relawan nari untuk menghibur orang-orang yang kena bencana alam lho, sebagai salah satu cara mengubah persepsi orang-orang yang begitu. Kalau dipikir-pikir sekarang, lugu banget ya aku waktu itu? ^^a

Bukan hanya soal orang tua, tetapi akses mendapat pendidikan tari juga menjadi halangan. Soalnya, setelah pindah rumah yang jauh dari kota, justru kesulitan cari tempat les nari. Meskipun akhirnya bisa ikut les tari juga, putus-nyambung. Waktu itu, aku bela-belain deh meski rada canggung gimana gitu, soalnya belajarnya bareng sama anak SD percil-percil. Padahal waktu itu aku udah tahun ke-3 di SMP.

Tapi, alasan utama aku berhenti bermimpi menjadi penari adalah karena saat di SMA, saya memutuskan untuk berjilbab. Dan buat saya, kalau udah berkomitmen ya harus diusahain totalitas. Dan itu berarti saya harus melepas impian untuk menjadi penari profesional.

Meskipun begitu, bukan berarti aku berhenti bermimpi. Aku melepas impian itu, karena aku telah menemukan impian yang lebih besar.

Sekarang ini, bukan berarti aku berhenti menyukai tarian. Sampe sekarang, suka refleks gerakin salah satu anggota badan kalo denger lagu yang enak. Aku juga masih berharap, suatu saat, entah kapan, bisa menari di panggung yang berlantaikan kayu, menghayati alunan musik, dan bercerita melalui tarian. Tapi penontonnya yang mungkin terbatas kali ya, cuma orang-orang terdekat aja :)

Now and Forever
Setelah melalui proses refleksi yang cukup lama, akhirnya saya menyadari hasrat terdalam saya #halah

Yang saya benci, bukan hanya cara pandang masyarakat tentang penari. Tapi, saya membenci cara masyarakat menilai seseorang atau masalah tertentu. Saya tidak suka orang yang terlalu cepat menyimpulkan suatu hal, tanpa memastikan terlebih dahulu mengenai kebenarannya, tapi sudah sangat yakin, bahkan menyebarkannya pada orang lain sebagai kebenaran. Mungkin karena itulah, saya lebih sering bertingkah "aneh", daripada "wajar", baik dalam kata-kata maupun tindakan. Mungkin itu bentuk perlawanan saya terhadap kebiasaan masyarakat yang begitu. Bahwa, apa yang anda lihat, belum tentu itu adalah yang sebenarnya. 
mikir...mikir...

Tidak hanya itu, saya juga ingin mengubah pemikiran orang-orang tentang kehidupan. Saya ingin menunjukkan bahwa tidak peduli siapapun kamu, bagaimanapun sulitnya kehidupan kamu, darimana kamu berasal, kamu bisa meraih mimpimu dan bahagia yang sama dengan orang-orang lainnya. Kamu berhak, dan kamu mampu! Jujur saja, saya suka miris saat melihat orang yang sebenarnya punya kemampuan, tapi justru terbatasi dan membatasi diri karena keadaan. Rasanya, saya pingin bilang ke mereka, "Ayo, aku akan bantu kamu. Aku akan berdiri di belakangmu, melihat dan membantumu. Asalkan kamu jangan menyerah, terhadap apapun impianmu." Aku ingin menjaga mereka yang memiliki impian, aku ingin membukakan pintu pertama mereka untuk mencapai impian. Pintu yang menghalangi mereka berpikir bahwa mereka tidak mampu dan tidak pantas, "budaya" dan "cara pikir". Selebihnya, aku berharap semua orang bisa berjuang demi kehidupannya. Berjuang untuk mendapatkan yang terbaik, yang layak untuk mereka. Karena saya selalu kagum, senang dan terinspirasi oleh mereka yang selalu mengeluarkan usaha terbaiknya. Mereka yang seperti itu terlihat "bersinar".

Aku ingin menciptakan atmosfir yang seperti itu di Indonesia. Dan, aku memilih pendidikan sebagai medan perjuanganku untuk menciptakan itu. Kenapa pendidikan? Karena pembentukan mental seseorang itu paling efektif adalah di masa saat ia masih kecil. Dimana mereka masih sangat semangat untuk belajar, penuh rasa ingin tahu, polos, bahkan kupikir dalam titik tertentu kepolosan merekalah yang justru kadang membuat mereka bisa berpikir lebih dewasa daripada orang dewasa sendiri. Nah, aku pingin mereka tahu bahwa mereka itu bisa jadi apapun, apapun yang mereka inginkan. Tak peduli siapa, darimana atau apa yang mereka miliki saat ini. Aku ingin membuka wawasan mereka tentang luasnya dunia ini. Aku ingin mereka tau mereka bebas belajar dan menjadi apapun, selama mereka bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan :)

Sedangkan selama ini, pendidikan Indonesia masih sangat jauh untuk bisa menciptakan atmosfir seperti itu. Karena itulah, aku ingin menjadi seseorang yang memiliki kekuatan untuk mengubahnya. Mungkin...Menteri Pendidikan?? Ya, mungkin saja. Tapi, sebisa mungkin kalau ada profesi yang di belakang layar, aku lebih memilih yang di belakang layar. Soalnya, aku bukan orang yang suka tampil. Jadi, di sini saya akan sebut sebagai desainer, atau lebih tepatnya "arsitek sistem pendidikan", orang yang membuat desain dan membuatnya menjadi kenyataan dari belakang layar :). Saya lebih suka melihat orang-orang menikmati perubahan itu daripada dikelilingi oleh ketenaran, de el el. Tapi, aku pingin ga hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia (Aamiin). Makanya, untuk selanjutnya, aku pingin jadi peneliti di bidang pengembangan sistem pendidikan. Keliling dunia, belajar tentang masyarakatnya dan sistem pendidikannya, terus bikin desain sistem pendidikan yang pas buat mereka. Itu pasti menyenangkan banget. Iya kan??

Tapi, untuk impian yang sebesar itu usahanya ga akan mudah.  Sangat sulit lebih tepatnya. Ada banyak rintangan, dari luar, dari keluarga, juga dari diri saya sendiri. Beberapa waktu lalu aja, saya sempat down dan kepikiran untuk banting setir ke dunia bisnis. Soalnya waktu itu kondisi ekonomi keluarga lagi down juga sih, apalagi saya anak pertama. Saya sampai "tapa" di rumah selama lebih dari 1 bulan untuk menjernihkan pikiran. Tapa-nya ga di gua atau dimana-mana, soalnya cuman punya rumah 1 sih saya. Hehe...

Untungnya, akhirnya saya bisa menemukan kembali impian saya, dan kembali memantapkan diri lagi untuk kembali meniti jalan ini. Susah sih, pasti suatu saat akan menghadapi situasi yang seperti itu lagi, bahkan mungkin lebih buruk. Apalagi jalan yang saya pilih ini cukup bertentangan dengan tipe karakter saya yang agak "asosial" alias ga suka sering-sering bergaul dengan orang, terus masih banyak lagi deh tantangannya. Rasa-rasanya kayak saya harus benar-benar mengubah konsep diri saya. Belum lagi tantangan lingkungan dan keluarga juga. Rasanya benar-benar melawan arus!

Tapi, ini adalah yang satu-satunya hasrat saya, hasrat, keinginan yang lebih dari sekedar mencoba dan mencari keseruan. Keinginan yang membawa keberartian dalam hidup. Makanya, kalau saya berhenti, mungkin saat itu saya sudah kehilangan makna dalam hidup saya. Itu artinya, saya sudah menyerah berjuang untuk "hidup" saya. Karena itulah, dalam kondisi tersesat apapun, saya mengingat hal ini. Bahwa saat saya berhenti, mungkin akan menjadi penyesalan seumur hidup. Karena setelah penantian yang lama, Allah akhirnya membukakan jalan buat saya, tapi jika di tengah jalan saya menyerah karena tantangan yang ada, itu artinya saya keterlaluan membuang rahmat Allah seperti itu. Makanya saya akan berusaha untuk selalu maju di jalan ini.

Soal rencana, sejujurnya saya sendiri masih bingung. Karena, saya belum tau jalur yang bagaimana yang bisa mencapai impian saya itu. Jadi mungkin saya akan mencoba menunjukkan perkiraan saya saja ya....


Ah, jadi buka rahasia umur saya nih :3
Pertama-tama, saya harus nyelesein pendidikan saya sekarang. Tua banget ya, perkiraan baru selesai di umur 27. Ya soalnya saya dulu kuliah di jurusan lain dan sempat kerja dulu 1 tahun. Dan ambil lagi kuliah yang jurusannya bener-bener beda dari kuliahku yang dulu, sehingga harus ngulang lagi dari awal kuliahnya.

Trus, kalau ngomongin pendidikan kan harus ngerasain yang namanya ngajar kan? Makanya, saya milih untuk jadi dosen dulu, belajar ngajar dulu. Setelah itu, saya pingin bekerja di bagian kurikulum kampus, biar tau gimana sih cara menyusun kurikulum. Kenapa kampus? Soalnya, cuman kampus aja yang kurikulumnya di bebaskan diatur oleh masing-masing kampusnya. Jadi, saya bisa belajar untuk membuat kurikulum ^^

Terus, jujur aja sih, saya masih buta juga apa saja yang harus saya lakukan untuk mencapai titik yang selanjutnya. Makanya saya cuma kasih titik-titik aja. Nah, baru setelah itu saya pingin jadi desainer (arsitek-nya) sistem pendidikan di Indonesia.  Trus, baru deh jadi peneliti.....

Sejujurnya pas buat ini, saya ngerasa, duh, sepertinya saya baru mencapai impiannya di umur tua, kalau sukses sih (Aamiin). Ya, apa boleh buat, saya emang udah tertinggal jauh dari teman-teman saya yang rata-rata sudah mulai meniti karir, lah saya masih baru mulai meniti pendidikan karirnya. Saya jadi suka iri sama teman-teman saya kalau inget itu. Tapi, kalau memang harus dilakukan, ya dilakukan. Suatu saat mungkin aku bisa menemukan cara buat ngejar mereka. (Aamiin)

Memang ga ada yang mudah memang kalau soal mencapai impian, tapi kalau memang impian kita itu sangat berharga, pasti semua pengorbanan itu akan terbayar ^^

"In order for a dream to come true, you have to have one first
if you give up your feelings, you'll have nothing
That's why you have to store those feelings in your heart
They say this is the first step for making a dream come true
If you have a dream and you don't give up, it'll surely come true"

EF- A Tale of Melodies

At Last, My Dream Wedding Party!!
Orang lain boleh bilang, pacar aja belum punya, mikirnya udah soal nikah aja!
Well, memang saya pilih-pilih buat pasangan hidup. Habis, gimana ya, masa' buat seumur hidup mau coba-coba, ya ga? Lagipula, buat saya rencana itu boleh kapan pun, termasuk soal rencana pernikahan. Apalagi, menikah itu kan momen spesial banget. Wajar donk kalo bikin desain pernikahan impian dari sekarang. Ya engga?

Nah, kembali ke topik. Aku pingin banget punya pesta pernikahan yang unik dan spesial! Soalnya, aku suka hal-hal yang unik sih. Saya aja sering dibilang "unik" (aneh sih lebih tepatnya ^^;), masa' pesta pernikahannya ga unik?? Ga match dunk ya kalo gitu? Hihihi....

Mulai dari desain bajunya, saya pingin banget pake gaun yang model bagian bawahnya mirip kayak gambar di bawah, tapi pastinya tetep pake lengan panjang dan jilbab lah. Nah, model jilbabnya tuh, aku ga pingin yang belakangnya ada gundukannya. Pinginnya sih, model jilbab yang nutupi sampai ke bagian dada, tapi bisa tetep keliatan manis n' anggun -> momen spesial, sekali-kali dandan begini kan ya gak apa-apa. Masa' jadi nerd teruss.. hahaha...
Pas pertama liat, aku langsung jatuh cinta lho sama gaun ini 
Untuk simbol pertalian kasihnya, aku ga mau pake cincin. Soalnya udah terlalu mainstream, hahaha... Ga juga sih, cuma emang aku ga terlalu suka aksesoris cincin, soalnya suka ganggu pas lagi nulis sih. Berasa ada yang ngeganjel di jari, atau gimana gitu. Terus, kalau dibuat tidur nge-"cap" lagi. Gelang juga gitu. Makanya aku bakal request pake kalung. Selain ga ngeganggu aktifitas, juga lebih aman. Soalnya kan, kalau pake kerudung pas tersimpan di dalem. Jadi kagak ada yang liat, ga nimbulin niat jahatnya orang ;)
Untuk yang cowok, kayaknya lebih bermakna kalau jam aja yang jadi simbol pertaliannya. Kelihatan lebih "cowok", daripada cincin, kan? Terus, di belakangnya bisa dikasih tulisan apa gitu, yang bisa jadi pengingat momennya :3

Terus, desain foto pre-wedding-nya. Aku ga pingin yang ribet pakai gaun pengantin, kebaya de el el. Aku lebih suka foto-foto casual yang mewakili perjalanan cinta kita versi parodi-nya. Pasti seru tuh! Nah, ntar foto-foto itu bisa dijadiin 1 klip video yang ditampilin di acara pernikahan buat tontonan bersama. Jadi, biar acara nikahnya ga ngebosenin. Hehe...

Terakhir, soal pesta pernikahannya. Aku sih pinginnya outdoor, macam pesta kebun gitu. Soalnya lebih bebas. Itu pinginnya sih, tapi kayaknya bakal mahal banget yah? ^^;
Ya, pokoknya aku ga pingin lah cuma jadi pajangan di pesta pernikahan sendiri. Acaranya harus seru dan menyenangkan, buat yang dateng, dan yang pasti juga buat pengantinnya duoonkk.... :D
Nah, kalo gitu kan bisa jadi kenangan tak terlupakan seumur hidup! :3

Oh iya, soal umur, sebenernya sih saya tergambar dari kecil nikahnya di umur 27 tahun. Tapi liat sikon sekarang kayaknya sulit. Jadi targetnya, sebisa mungkin di bawah 30 tahun lah. Kalau untuk kriteria cowok idaman sih, rahasia! Eh, aku kasih 1 bocoran deh, yang penting bisa memahami diriku apa adanya #ecie, tapi memahami beda dengan memaklumi loh. Jadi, meskipun memahami aku berharap dia tetep bisa kritis dan obyektif ke aku :3

Nah, untuk pesta pernikahan ini aku cuma bisa bilang ingin mengusahakan sih, ga ada option kalo ga terjadi bagaimana. Ya yang jelas didesain "sedekat" mungkin dengan yang saya impikan. Itu aja sih.

Ngomong-ngomong, soal pernikahan impian ini sebenernya rahasia lho... Tapi gak papa deh, demi giveaway #DareToDream yang spesial ini ^^. Soalnya seneng kalo ada yang mau dengerin tentang mimpi kita. Dan karena ada GA ini, saya jadi terpacu buat bikin perencanaan lebih detil untuk impian saya. Jadi, tulisan ini juga bisa jadi pengingat saya akan impian saya, di saat down dan kehilangan arah. Karena itu, makasih banget ya, buat yang udah bikin GA ini, mbak Winda :)

With this posting is published....

“I DECLARE, I WILL ACCOMPLISH MY DREAMS. I WILL”