Bukan Waktu
Seringkali
kita berkata, “biar saja waktu yang menyelesaikan masalah”. Banyak orang yang menyerahkan penyelesaian
masalahnya pada waktu. Tapi, bisakah waktu menyelesaikan semua masalah
kita?Karena pada kenyataannya, waktu jugalah yang “membuat” masalah kita
semakin runyam dan melebar.
Waktu Bukan Penyelesaian
Kita memang
membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah kita. Tapi, masalah itu tidak
akan pernah terselesaikan jika tidak ada tekad dari kita untuk menyelesaikan
masalah. Justru, saat kita menyerahkan begitu saja masalah kita pada waktu,
maka waktu justru akan membuatnya semakin runyam dan sulit.
Lihat saja,
adakah masalah yang dibiarkan begitu saja dapat selesai dengan
sendirinya?Dapatkah korupsi di Indonesia, ujian akhir kita, diskriminasi, atau
masalah-masalah pribadi kita, selesai hanya dengan menyerahkannya pada
waktu??Justru saat kita menyerahkan segalanya pada waktu, maka masalah korupsi
akan semakin merajalela dan canggih, ujian akhir kita akan hancur, diskriminasi
semakin subur, dan masalah-masalah pribadi kita semakin bertambah dan bercokol
kuat dalam kehidupan kita.
Waktu bukan penyembuh
Bagi
sebagian orang, waktu adalah penyembuh luka. Tapi, benarkah itu?Benarkah luka
kita benar-benar sembuh, tanpa bekas, tanpa ada lagi rasa
sakit??Kenyataannya?TIDAK!! Luka tidak akan sembuh dengan sendirinya jika kita
hanya membiarkan dan menyerahkannya pada waktu. Mungkin, kita bisa melupakan
sejenak adanya luka itu, tapi luka itu tidak akan sembuh dengan sendirinya.
Luka itu hanya diam, bercokol, mungkin sedang menunggu waktu dan pemicunya.
Jika luka itu kembali muncul, maka rasanya tidak akan sama lagi seperti pertama
kita terluka. Luka itu justru akan terasa lebih menyakitkan. Bahkan mungkin
tanpa kita sadari, luka itu membesar.Dan,
membuat kita “gila”, juga tanpa kita sadari.
Jangan berlari pada waktu
Seringkali,
kita mengatakan “waktu akan menyelesaikannya”, hanya untuk lari dari kenyataan.
Kenyataan bahwa suatu masalah itu terasa terlau berat untuk kita hadapi. Karena
itu, kita tidak lagi ingin menghadapi masalah itu, dan beralasan waktu akan
menyelesaikannya. Padahal, seringkali juga saat kita seperti itu, waktu tidak
menyelesaikan masalah kita.
Pada
akhirnya, saat masalah itu kembali terbakar(baca: memanas), kita akan
kebingungan kembali, merasa masalah gak pernah ada selesainya, merasa kita yang
paling menderita, dan selalu menjadi korban. Dan, kembali lagi, kita
menyerahkannya pada waktu. Walaupun, kita tahu, dan pernah merasakan bahwa itu
percuma dan hanya akan mengulangi kesalahan yang sama, dengan bebat yang lebih
berat pastinya. Dan, pasti, saat itu pun kita tidak akan mampu mengatasinya,
karena pasti akan lebih berat, dan kompleks ditambah dengan masalah-masalah
lainnya yang juga muncul seiring waktu. Yang saat ini aja tidak bisa
menyelesaikannya, apalagi nanti?
Padahal,
kita pasti tahu, tidak akan ada masalah yang selesai kalau tidak ada yang
menyelesaikannya. Tetapi tetap saja, sepertinya kita pura-pura tidak tahu.
Padahal kita tahu, bahwa hidup itu pasti akan selalu berkembang menjadi lebih
maju, dan berarti juga menjadi lebih kompleks dan masalah yang kita hadapi pun
semakin bertambah dan semakin berat. Tapi, kenapa tetap saja tidak
menyelesaikan masalahnya sekarang, dan menyerahkannya pada “masa yang akan
datang”, padahal masa itu pasti akan jauh lebih sulit bagi kita.
Apakah kita
menunggu segalanya hancur, baru kita sadari itu? Apakah kita harus menunggu
“waktu” kita habis, untuk menyadari itu?Apakah baru saat kita merasakan
“penderitaan tak berujung”, baru kita menyesal?Menyesal dan menyesal? Masihkah
kita tetap menyerahkannya pada waktu dan lepas tangan terhadap masalah kita?
Kita memang butuh waktu
Kita memang
butuh waktu untuk menyelesaikan segala permasalahan kita. Tetapi, bukanlah
waktu yang melakukannya. Waktu hanya sarana, untuk menyelesaikan permasalahan
kita. Bukan penyelesaian atas segala masalah kita. Tidak ada masalah yang akan
selesai dengan waktu, justru akan semakin besar semakin berlalunya waktu.
Waktu
menjadi begitu penting dalam penyelesaian masalah kita dan memberikan kita
kesempatan. Jika kita berusaha untuk menyelesaikan masalah. Tetapi, waktu dapat
membuat masalah kita semakin berat dan rumit, jika kita hanya menunggu waktu.
Waktu bisa menjadi “jinak”, jika kita memanfaatkannya dengan baik. Tetapi akan
menjadi begitu “liar” saat kita hanya membiarkannya dan “menyerahkan diri” kita
padanya.
15 comments
Write commentspertamax
ReplyAda beberapa kasus2 dalam hidup saya( alllahhh kasus, hehe, lebay) yang khusus saya kasih buat waktu tapi sebenarnya harus diselesaikan kacho..uhuhu, buat saya harus mikir lagi...
ah waktu, akupun masih harus terus menjaganya.
Replykeduax....
Replyaku baru aja baca bukunya ajahn brahm yang kedua (mungkin akmu juga sebaiknya baca). well, kadang menurut kita impossible melepas permasalahan begitu saja.
tapi bagaimana kamu bisa tahu kalau kamu tidak pernah mencobanya?
kalau masalahnya kaya ujian, korupsi dan lain2 itu sih memang harus diberantas. tapi pasti ada masalah-masalah yang diluar kemampuan kita. and just let it be...
tapi kembali ke individu masing2 juga si, bagaimana dia ingin menjalani hidupnya.
have fun!
masalah, hmmm... pasti setiap masalah ada jalan keluarnya (basi banget)... :D
Replyhey huda tula, kamu itu ketigax! hehehe
Replyiya kacho..manuurutku ada beberapa hal yang memang hanya waktu yang bisa menyembuhkan..seringnya sih masalah hati.. #curcol# tapi itu juga emang gak sepenuhnya bisa ilang kok....
:))
semua cuma butuh waktu :DDDD
Reply@rose : iya.walaubagaimanapun, yang akhirnya harus menyelesaikan kita memang diri kita sendiri. ^^
Reply@nova : aku juga. masih banyak yang masih belum aku manfaatkan dengan baik.
@mas huda : ehm??
Replymasalah apapun, memang tidak akan pernah selesai jika kita tidak pernah menyelesaikannya. kalo masalah possible atau nggak untuk melepaskan sebuah permasalahan, possible banget. banyak koq orang yang seperti itu. but, still, that's change nothing.
mungkin gak terlihat, mungkin tersembunyi, tapi masalahnya masih tetap ada di sana. entah, menunggu waktu yang tepat untuk memberontak, atau sedang mengintai dan mengendalikan kita diam-diam atau bagaimana.but, it still there, even they're invisible.
kalau kita sendiri, mungkin memang di luar kemampuan kita, tapi kalau bersama? sekalipun bukan untuk mencegah suatu permasalahan, tetapi utk bangkit, tetap kita sendiri yang bisa melakukannya, bukan waktu. dan, memang ada yang di luar kemampuan kita, tapi tetap kan, kita wajib melakukan usaha yang terbaik. bukan menyerahkannya pada waktu. setiap masalah ada jalan keluarnya, dan yang menemukan juga melaksanakan jalan keluar itu, bukan waktu, tetapi kita.
aku gtw, masalah tepatnya yang dimaksud mas huda sih, tapi yah apapun itu, kita memang butuh waktu, tetapi bukan waktu yang menyelesaikan. karena itu, ada orang yang sampe tua, sampe mati pun tetap gak bisa nyelesein masalahnya, tetapi ada juga yang berhasil hanya dalam waktu singkat. masalahnya bukan waktu, tapi kita.jangan menyerahkannya begitu saja pada waktu. waktu hanyalah alat, seperti halnya pensil yang sangat berguna untuk menulis, bisa dipake tusuk konde,dll. tapi pensil juga bisa dipakai untuk menusuk, dan "meracuni" orang lain. kita yang memutuskan akan kita gunakan utk apakah alat itu, baik atau buruk. kalo qt bisa memanfaatkan, maka akan positif buat kita. tapi kalo gak bisa, seberapapun bergunanya alat itu, gak akan berarti apa2, malah hanya akan membawa kita pada kemudharatan aja.
btw, aku pinjem bukunya di mas huda aja yah?? :p *bokek berkepanjangan #emang, gimana caranya ya....
@bestari dan nonanoto : masalah hati itu butuh keteguhan dan keterbukaan hati dan pikiran kita untuk menyelesaikannya. tanpa itu, tetap saja tidak akan ada selesainya. karena itu, ada seorang muda yang dapat bersikap dewasa, tapi ada pula seorang tua yang bersikap seperti anak-anak atau malah lebih rendah daripada binatang.
Replymasalah hati memang gak selalu selesai dalam waktu dekat, tapi kalau kita meneguhkan dan tetap membuka hati kita. suatu saat, mungkin semua itu akan selesai. meskipun masih ada bekasnya. yang penting luka itu sudah sembuh,kan?
@eks : yup. setuju deh sama kamu,hehe.... :D
yang penting kan bener, bukan basi gak nya. yang lebih penting lagi, jika memang itu yang dibutuhkan dan menyelesaikan masalah. ^^
O iya, makasih ya, buat semuanya..... udah baca, dan komen di sini, hehe....
Replygak nyangka udah dapet komen sebanyak ini.
:D
kalo gitu mari kita belajar memanfaatkan waktu sama-sama=)
Replyhmmm.....mau pinjem bukuku? hehehehe, boleh banget. lha terus pye?? kau di surabaya sana...
Replykamu cari aja buku2 mengenai buddha. tapi yang menurutku bagus si buku2nya ajahn brahm. lebih gampang dicerna>>emangnya makanan??
seringkali obsesi dan asumsi kitalah yang menciptakan masalah sebenernya.
^^"
“biar saja waktu yang menyelesaikan masalah”
Replytapi jgn pernah sekalipun kita menyalahkan waktu.
@nova : mari-mari.... :D
Reply@mas huda : huhuhu,,,,iya ya, jarak yang memisahkan kita #halah. gtw deh. ada ebooknya gak?hehe...
ehm... "obsesi dan asumsinya kita lah yang menciptakan masalah" --> yang menjadi masalah, kenapa obsesi dan asumsi itu bisa muncul. gak ada akibat tanpa sebab, meskipun terlihat kita sendiri yang menciptakan masalah itu. Tetapi, di balik yang terlihat lah tersimpan masalah yang sebenarnya. alasan kenapa kita sampe bisa menciptakan masalah itu sndirilah yang menjadi masalahnya. Dan, itu berarti it still be problem that should we find the way out together.
@penghuni60 : jika kita berpikir seperti itu, wajar jika kita sedikit banyak jadi menyalahkan waktu. alih-alih untuk menyalahkan diri kita sendiri
ReplyMari bercuap-cuap :D