(My) Androphobia - Part 1

8/30/2012 0 Comments A+ a-

Berhubung aku gak begitu paham juga apa itu androphobia, jadi ya comot pengertiannya dari mbah google, Androphobia itu adalah sejenis phobia/ketakutan yang berlebihan terhadap laki-laki.

Seperti yang aku ceritain di postinganku yang sebelumnya, di sini, aku ada trauma/ phobia ama cowok. Di postingan ini aku akan ceritain beberapa kejadian, yang sepertinya menjadi penyebabnya. Sejujurnya, aku sendiri sama sekali nggak ingat kronologis ceritanya gimana. Bahkan aku gak ingat kejadian itu pernah ada. Tetapi, beberapa temanku justru yang bercerita tentang kejadian itu. Here is the story….

Pas SD
Saat itu, aku dan temanku bertengkar. Aku tidak ingat tepatnya masalah apa yang menyebabkan pertengkaran kami. Yang jelas saat itu dia nyeletuk intinya begini :

“ Kamu itu ya, kok ga tau terima kasih sih”, keluh dia
“Ha?”, aku Cuma bingung dengan omongannya. Karena aku ngerasa ga sejahat itu juga.
“Aku kan yang nyelamatin kamu waktu itu”, katanya.
“Ha?”, tambah bingung diriku, “Nyelamatin opo?”
“Lho, yang waktu dirumah kosong iku lho. Aku sampe mbelani delempari batu. Gak eling ta? ( Lho, yang waktu dirumah kosong itu lho. Aku belain sampe dilempari batu. Ga inget?)
“Dilempari batu?Kapan?”
“Lha yang kamu sama si A ama temen-temennya itu lho. Untung koen onok kita-kita (Untung kamu ada kita-kita).”
“iya, bener kok. Moso’ koen gak eling seh?” sahut temanku yang lain meyakinkanku.
“Kapan seh? Aku ga eling(aku gak ingat). Emange ono opo seh (Emangnya ada apa sih)?” Aku bilang gitu dengan wajah gak bersalah. Masalahnya adalah memang aku waktu itu gak inget sama sekali ada kejadian seperti itu. Dan, mereka pun akhirnya malah jadi bingung dengan reaksiku itu.

Setelah kejadian itu, aku berusaha mengingat-ingat tentang kejadian yang pernah diceritain ama temenku itu. Memang sih, aku dulu akrab sama si A dan gerombolannya itu. Dulu, aku sering dipanggil mereka malem-malem, sekitar jam 9an, dan cangkruk (ini bahasa indo-nya apa ya?) sama mereka di jalan sebelah rumahku. Aku yang saat itu, ga punya banyak teman, karena memang perumahan yang aku tempati itu masih sepi, yam au aja lah diajak berteman sama mereka.

Di siang hari, sepertinya kami memang sering main di rumah kosong deket rumah kami. Dan, sudah jadi rahasia umum pula kalo si A itu naksir aku, dia sering caper dan nunjukin kehebatannya di depanku. Tapi, aku saat itu sih nanggepinnya biasa aja. Pikirku kan kita masih kecil, gak saatnya pacaran, dan yah bagiku itu Cuma cinta monyet. Aku Cuma nganggep dia temen. Aku suka berteman dengan mereka, sepertinya karena mereka memang teman-teman yang seru.

Tapi, memang benar sih. Aku gak tau kenapa dan apa sebabnya, tiba-tiba aja hubunganku dengan mereka jadi merenggang, menjauh bahkan seperti orang yang gak pernah saling kenal. Kenapa? Kok bisa? Aku juga gak ingat sejak kapan.

Yang aku ingat, aku masih bertemu dengan teman yang cerita kejadian itu terakhir di kelas 4 SD. Dan, aku mulai berteman dengan si A dan gerombolannya itu, di awal-awal kelas 3 SD. Jadi, seharusnya rentang waktu antara kejadian “itu” dan ceritanya temenku itu gak lama kan? Tapi, kok bisa aku ga inget sama sekali kejadian itu. Itu kan juga bukan kejadian “biasa” yang juga bisa dilupakan begitu saja.

Seiring berjalannya waktu, aku tetap berusaha mengingat tentang kejadian itu. Dan, sampe sekarang yang bisa kuingat adalah saat temenku datang bawa sepeda engkol, dan kami dilempari batu-batu kecil. Tapi aku sendiri gak yakin, apakah itu adalah benar yang ada di ingatanku, ataukah apa yang aku “adakan” dalam ingatanku. Aku nggak tau, apakah memang yang tergambar dalam pikiranku itulah yang terjadi, ataukah itu hanyalah fantasi yang aku buat dari cerita temenku itu.

Aku sendiri juga gak tau apa yang terjadi sebelum temenku itu datang. Memang sih, aku bisa memperkirakan dari umur kami yang masih SD itu, apa yang dilakukan. Tapi, entahlah, aku sendiri gak begitu yakin dengan semua itu.

Sudah Jatuh Terlindas Sepeda

8/25/2012 5 Comments A+ a-

Dulu, aku memang hobi jatuh *jatuh koq hobi?* , sampe-sampe semua celanaku gak ada yang bebas dari “bolong” karena jatuh. Yang cukup parah itu ya kejadian “Sudah Jatuh Terlindas Sepeda” ini.

Dan, kejadian ini gak cuma terjadi 1 kali, tapi 2 kali.

Yang Pertama Kali
Siang itu, aku maen sepeda engkol sama sepupuku. Entah ga tau aku lagi atraksi apaan, yang jelas waktu itu aku sukses jatuh dari sepeda. Sepupuku dan sepedanya yang tepat ada di belakangku ga bisa nahan laju sepedanya. Sedangkan aku masih “shock” gara-gara jatuh dan belum bisa bangun.

Ga lama, aku ngerasain sesuatu ngelewati badanku, dan itu adalah sepupuku dan sepedanya.

Lalu, gimana cerita selanjutnya? Entahlah, aku juga lupa. Hehehe… :p

Yang Kedua
Suatu hari, aku pergi nganterin temenku yang mau potong rambut. Kami pergi kesana naek sepeda engkol (lagi). Di tengah jalan, kami bertemu dengan 2 anak cowok, yang tiba-tiba ngejar kami. Langsung aja kita putar balik, lewat jalan tembusan. Salah satu dari cowok itu sebenernya naksir aku, dan itu udah jadi rahasia umum di antara temen-temenku. Dan, aku gak begitu kenal ama orang itu. Makanya itu, kita menghindar dari mereka. Aku sendiri sepertinya saat itu sudah ada “trauma” sama makhluk yang namanya cowok itu. Kisah tentang trauma itu akan ada di edisi lain :p

Nah, pas kita ngebut ternyata ada polisi tidur yang aku gak kira ada disitu. Ga perlu ditanyain lagi, aku jatuh dah dari sepeda. Dan, temenku juga ga bisa menghindari aku yang tersungkur di tengah jalan, akhirnya ditindes (lagi) dah ama sepedanya.

Waktu itu, sepertinya aku nangis meringis kesakitan. Dan, akhirnya kita berhenti di SD dekat situ. Kedua cowok itu akhirnya minta maaf dan yah jelasin panjang lebar. Aku lupa mereka ngomongin apa aja. Soalnya waktu itu udah bingung ama luka perih di tubuhku. Kedua tangan, kaki dan sepasag pipiku beset semua, terus punggungku yang kelindes juga berasa sakit (lengkap deh, kena semua). Dan, esok sampai beberapa hari ke depannya, aku ngambek gak mau sekolah, dengan alasan ga bisa jalan , ga bisa nulis, dan malu pipiku lecet-lecet gitu. Untungnya sih, luka di wajah itu ga ada bekasnya.

Tahu nggak,akhirnya aku malah 1 sekolah sama cowok yang naksir itu. Tapi, berhubung aku udah denger desas-desus dia suka sama aku, malah aku jadi jaga jarak sama dia. Bukan gak suka sih, tapi sepertinya memang aku secara refleks aja jadi berlaku seperti itu, karena sebelumnya pernah trauma sama cowok. Dan, sepertinya kejadian ini semakin menambah stigmaku tentang “cowok yang naksir”, terutama yang obyeknya itu adalah aku.

The World that doesn't exist

8/23/2012 0 Comments A+ a-

It would be nice to live in a kind world. Without any troubles, without any fear, without hurting anybody, without ever being hurt. Only doing the right thing. I wish I could reach this kind world by the shortest path possible. It would be so nice to reach it. If I were able to live without making any mistakes, It would be great. But, it doesn't exist. That sort of thing, failing, tripping, losing the way, making mistakes.... Little by little walking one step at a time is all you can do. On one's own feet even if there are many scars. In order to reach somewhere, some day, somebody........ Let's start walking.

Fruits Basket by Takaya Natsuki

Terima Kasihku

8/20/2012 2 Comments A+ a-

Terima kasih Dave Pelzer, melalui buku yang kamu tulis, "A Man Named Dave", kamu telah mengajariku untuk selalu berusaha seoptimal yang aku bisa. Agar meskipun aku tidak berhasil, meski tidak sesempurna yang aku inginkan, tetapi usahaku itu tetap berharga dan tetap akan terbayar.

Dan, terima kasih telah mengajariku untuk selalu bertahan dan tidak menyerah dengan kehidupan.

Terima Kasih pada "The Great Queen Seon Deok", melalui kisahmu aku belajar untuk berjuang. Belajar untuk tidak menyerah dengan kehidupan, meski harus menerjang arus. Belajar untuk selalu berfokus pada solusi, berhenti memikirkan masalah. Belajar untuk terus kekeh berusaha mewujudkan, percaya dan selalu fokus pada impian, meski dalam perjalanannya tidak selalu mudah dan tidak selalu menyenangkan.

Terima Kasih pada Takaya Natsuki, melalui manga-nya, "Fruits Basket", telah mengajariku apa arti "menerima" dan bagaimana berempati pada orang lain. Dan, menunjukkan padaku bahwa apa yang aku rasakan, apa yang aku pikirkan adalah nyata, bukan abnormal, dan patut untuk diterima. Kamu mengajariku bagaimana menerima dan mengakui diriku sendiri.

Aku memang belum bisa berkata bahwa aku selalu berusaha optimal untuk segala yang aku lakukan. Belum juga bisa aku berkata aku tidak pernah menyerah dan selalu fokus pada solusi. Tidak pula aku bisa berkata aku selalu bisa menerima orang lain, atau bahkan diriku sendiri.

Tapi, kalian telah menunjukkan jalannya padaku. Untuk terus belajar dan berusaha. Meski belum bisa sepenuhnya. Aku hanya bisa berusaha. Meski jalanku sangat lambat, tapi tak mengapa. Karena dengan begitu aku bisa melihat dan belajar lebih banyak hal (Dream High). Thanks for everything.

I Hope one day i could meet and discuss anything with you all. Of course, with the people that still alive :)

***

Berhubung postingan ini terbitnya pas Hari Raya Idul Fitri, maka aku juga akan mengucapkan :

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Minder

8/18/2012 0 Comments A+ a-

Yang menjadikan seseorang disebut minder bukan karena ia melihat orang lain lebih darinya. Tetapi karena ia mundur karena tau orang lain lebih darinya. Jika memang seseorang punya kemampuan lebih dari kita? Kenapa harus menghindari itu? Itu cuma akan membuat kita kehilangan hal-hal penting yang seharusnya bisa dipelajari. Yang penting adalah kita tidak berhenti hanya karena tau kemampuan kita kurang dari dia.

Seseorang disebut minder bukan karena dia mengatakan tidak bisa. Tetapi kareuna dia tidak mau mencoba dan berusaha karena ia takut tidak bisa.

Seseorang disebut minder, bukan karena ia mengakui dirinya lemah. Tetapi, karena ia menyerah dengan kelemahannya.

Warna Warni yang Absurd

8/16/2012 0 Comments A+ a-

Seperti halnya dengan dunia ini yang tidak hanya terdiri dari warna hitam putih saja, melainkan beraneka warna. Karena itulah, tidak semua hal bisa dipandang hanya dari dimensi benar dan salah secara kaku, layaknya warna monochrome hotam dan putih.

Tetapi begitu banyak aspek yang harus diperhitungkan. Terkadang segalanya terasa begitu absurd. Antara yang seharusnya dan yang terjadi. Antara pemikiran dan realitas. Antara ambisi dan kebutuhan. Antara ideologi dan kondisi. Ada gap yang belum juga bisa aku temukan, entah apa itu. Hem...entahlah, masih banyak hal yang memang butuh untuk kucari tahu dan temukan.

Just I am

8/14/2012 0 Comments A+ a-

Semua orang boleh mengatakan aku bodoh, gila, atau apapun. But, i know exactly who i am. So, i just simply dont listen to them. I dont care what anyone in this world say, because they dont know me even just a little.

I am different. I m more than what they think about me.

I am gloomy.I like to complain. I do. But this is just the way i am. Just because i am gloomy,but that doesn't mean i m not happy. I m happy with myself n my life.

I do complain. But that is just the way i control my emotion. I am not hoping all the people will like me. It's ok to like me or not. But, just dont judge everyone by ur own mind.

I never know how the future would be. But whether it'll b good or bad, i just know i should do the best i can. So that i won't regret it later for the rest of my life. So that i could give and accept the best for life itself.

The only thing i could say is that i am trying. It's not likely i m not doing anything. It's just that i don't want promise anything that i don't know whether i can make it or not. It doesn't mean that i being pessimistic. But, i just say it to myself, that i will overcome those things one day. I'm sure of it. That's all.

Memang Beda, Tapi Sama

8/12/2012 0 Comments A+ a-

Manusia itu memang berbeda, karena itulah tidak bisa diseragamkan begitu saja. Tetapi jangan lupa, bahwa manusia pun juga makhluk yang pada dasarnya adalah sama. Karena itulah, aku yakin bahwa pada dasarnya semua orang memiliki potensi untuk "bisa". Namun, cara dan seberapakah usaha yang dibutuhkan untuk itulah yang berbeda.

by K

Lihat sekitar kita

8/10/2012 3 Comments A+ a-

"Terkadang kita terlalu girang untuk melihat ke "atas", untuk menjadi hebat, untuk berkarya besar, untuk dianggap bijaksana. Tapi, kita lupa untuk melihat sekitar kita. Menelaah apa yang benar-benar kita hadapi, dan apa saja yang ada di sekitar kita. "

By Kacho

Beberapa waktu lalu, aku jadi notulen untuk kegiatan Workshop Advokasi yang diadakan oleh salah satu LSM dari Jogja. Disana, aku belajar bahwa terkadang kita terlalu ingin melakukan hal-hal yang besar, tanpa membandingkannya kembali dengan apa yang sebenarnya ingin kita wujudkan atau raih. Apakah benar, apa yang ingin kita lakukan itu benar-benar mampu membuat kita meraih apa yang kita inginkan??

Mungkin, kita terlalu terburu-buru ingin untuk dikenal dan disebut hebat?
Mungkin, kita terlalu takut kita tidak akan mampu mewujudkan hal yang kita inginkan?

Entahlah.....

Padahal, ada kalanya hal-hal besar itu justru tidak begitu berpengaruh pada pencapaian yang kita inginkan. Lalu, kalau begitu untuk apa usaha besar kita selama ini jika tidak sepadan dengan hasilnya?

Terkadang, justru hal-hal kecil, justru dengan memulainya dengan hal-hal yang ada di sekitar kita lah yang akan membawa kita lebih jauh untuk mewujudkan keinginan kita. 

Oh iya, aku dapat info dari fasilitatornya ada sebuah situs tempat teman-teman bisa membantu memberikan dukungan pada teman-teman kita yang lain yang sedang butuh bantuan kita, hanya dengan 1 klik. Beberapa kasus sudah terbukti berhasil. Jadi, kenapa nggak kita memulai perubahan dengan hal yang sederhana? Kunjungi situs ini dan dukung petisi-petisinya juga ya : www.change.org/id

Penjahat-Korban-Pahlawan

8/08/2012 2 Comments A+ a-

Penjahat-Korban-Pahlawan. Selalu kah seperti itu? Apakah itu memang kenyataannya begitu? Bukankah itu hanya lingkaran kejadian saja? Tidakkah yang seperti itulah membuat pemikiran kita jadi "tersabotase"? Tidak bisakah kita mengganti sudut pandang kita itu? Karena apa yang kita anggap jahat, tidaklah selalu jahat sejak awal. Juga, yang kita anggap korban tidaklah selalu lemah dan tak berdaya. Pahlawan, tidaklah selalu baik dan tegar layaknya malaikat.

Tidak bisakah kita melihat manusia hanya sebagai manusia dengan segala fitroh, "nature"-nya? Tidak bisakah kita menganggapnya hanya sebagai masalah yang harus diselesaikan? Tanpa harus mencari sesuatu untuk disalahkan. Tanpa harus ada pihak yang "di bawah" kita. Tanpa harus ada sosok "sempurna" tempat kita bergantung.

Bukankah itu sesuatu yang lebih baik? Kenapa harus terikat oleh mitos dan legenda lama? Kenapa harus terbatasi oleh fantasi dan angan kita sendiri? 

Sederhana dan Rumit

8/05/2012 2 Comments A+ a-

Tidak semua hal itu memang sederhana. Dan, kita tidak perlu memaksakannya untuk menjadi sederhana. Hanya karena kita tidak mau repot atau hanya untuk memenuhi pemikiran kita bahwa segalanya itu adalah sederhana. Pun, begitu pula sebaliknya. Tidak perlu memandang segalanya menjadi sulit. Hanya agar kita tidak meremehkan masalah, atau agar tetap mendapat "perhatian" dari orang lain.

Karena itulah, pandanglah permasalahan sesuai dengan permasalahan itu. Entah itu mudah atau sulit. Tidak perlu memaksakan pikiran kita bahwa itu mudah ataupun sulit. Akan tetapi, tidak peduli itu sulit atau mudah, arahkanlah energi dan pikiranmu pada solusi permasalahan itu. Bukan pada seberapa besarnya permasalahan itu.

By K

Because it’s me – Aku, Putih dan Sony Vaio

8/03/2012 4 Comments A+ a-


Waktu kecil, aku suka menyandarkan identitas diriku pada tokoh-tokoh fiksi yang aku sukai, terutama dari komik dan anime. Waktu itu, ada 1 tokoh kartun yang aku sukai banget, yaitu Sailormoon. Sailormoon yang menggambarkan sosok pahlawan perempuan yang berjuang bersama-sama dengan teman-temannya melawan penjahat. Picisan banget kah? Haha…namanya juga anak kecil pasti suka donk sama cerita beginian? Dulu juga kan booming banget tuh, anime Sailormoon. Dan, beberapa hal yang bikin aku kebayang terus dari Sailormoon itu adalah gaun-gaun para Sailor itu, daannn….. aku gak sempet liat episode terakhirnya Sailormoon!! Hehehe….

Eh, kok malah jadi cerita soal Sailormoon sih, hehe… : p

Intinya, waktu kecil itu aku suka sama Sailormoon. Nah, aku pun berusaha menirunya, termasuk warna yang aku sukai, sama dengan Sailormoon. Berhubung Sailormoon itu kan warna rambutnya kuning, aku juga jadi “berusaha” menyukai warna kuning.

Tuh,kan rambutnya kuning? :p
Namun, justru hal itu jadi mengaburkan apa yang sebenarnya aku sukai. Malah pada akhirnya aku tidak tahu warna apa yang sebenarnya aku sukai, terlepas dari Sailormoon, atau tokoh-tokoh lainnya yang aku sukai. Sempat aku merasa hampa melihat warna-warni yang ada di sekitarku. Dan, meskipun berkali-kali bertanya pada diri sendiri pun, aku masih saja tidak merasa apapun.

Aku dan Putih
Tapi suatu hari aku lihat iklan pewangi pakaian di tv, di iklah itu sedikit menyinggung tentang warna putih. Dan, sejak itulah aku menyukai warna putih. Aku ingin menjadi seperti warna putih yang polos, suci dan bersih. Seperti halnya saat kita baru membuka lembaran kehidupan kita, putih dan bersih. Putih itu identik dengan cahaya yang menerangi kegelapan, seperti halnya juga harapanku untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih cerah untuk ditinggali.

Dan tahu nggak, cahaya putih itu sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spektrum. Jadi meskipun cahaya putih itu terlihat polos, tetapi cahaya inilah yang jadi cikal bakal warna-warna yang kita lihat sehari-hari. --> Ciee…sok tahu banget sih? Baru belajar nie, maklum dulunya anak IPS, jadi baru tahu juga. Yang dulu anak IPA mungkin udah tahu dari dulu ya? :p (CMIIW ya….)

Karena itulah, aku sering memilih warna putih untuk dipakai di hari-hari spesial. Waktu wisuda SMA dan D3-ku kemarin aku sama-sama memakai kebaya putih. Nggak ngerti sih, cocok atau nggak aku dengan warna putih, tapi yang jelas rasanya aku suka pake warna putih. Dan, berharap nanti yang jadi tema warna baju pernikahanku nanti juga warna putih, hehehe… Padahal belum juga ada calonnya :p
Selain itu, warna putih itu kalau dipadukan dengan warna-warna lainnya pasti cocok. Warna putih yang dipadukan dengan warna-warna lainnya, sedikit atau banyak pasti deh jadinya berkesan manis. Paling suka warna putih yang dipadukan dengan warna biru (cyan) atau pink yang lebih banyak ke warna putihnya. Dan, yang terpenting, warna kerudung putih itu cocok dipadukan dengan warna apa aja (warna primer sih ya?). Makanya, wajib punya yang namanya kerudung putih itu. Buat sekolah, dan event-event formal lainnya juga sering dibutuhkan, iya kan?

Ada 1 bunga, yang menurutku menarik banget. Bunga dandelion, warnanya putih, kecil, terlihat rapuh dan sangat sederhana. Tapi, tahu nggak dibalik kerapuhannya itu justru bunga dandelion memiliki kemampuan yang mengagumkan dalam berkembangbiak. Justru dengan serpihan-serpihan benih kecilnya yang ringan ia terbang bersama angin, hingga akhirnya tumbuh menjadi bunga baru dan membawa kehidupan baru di tempat ia jatuh.

Aku pun ingin seperti bunga dandelion, meskipun kecil (fisiknya :p), tetapi bisa menyebarkan benih-benih perubahan. Impian yang terlalu tinggi mungkin, untuk diriku yang penuh keterbatasan dan kekurangan. Tetapi, aku pun ingin menjadikan segala keterbatasan dan kekurangan yang kumiliki itu menjadi kekuatanku, sama seperti bunga dandelion.
My Favourite Flower :D
Gak Cuma dandelion, aku juga suka bunga snow drop dan melati. Aku suka bunga snow drop, bunga  berwarna putih kecil yang dapat bertahan di musim dingin, bahkan muncul dari balik tumpukan salju. Aku juga suka bunga melati, yang meskipun kecil tetapi wanginya semerbak harum. Dan biasanya kalau bunga melati di depan rumah lagi mekar, pasti diambil dibawa kerumah dan dipake buat wewangian alami :D

Warna putih itu juga yang mendominasi, “My World”, dunia imajinasi yang aku ciptakan sewaktu kecil. Warna yang mungkin “plain”, tapi justru menyenangkan. Dan di dalamnya aku bisa membebaskan diri dari segala rutinitas, serta hiruk pikuk kehidupan manusia yang penuh sesak dengan tuntutan.

Warna putih yang polos, tenang dan membebaskan, aku sangat menyukainya.

Aku dan Sony Vaio
Aku dan Sony Vaio mulai berkenalan sekitar 3 tahun silam, saat ada pameran IT di Jatim Expo Surabaya. Saat itu, aku dan papa berbeda pendapat soal laptop yang akan kami beli. Aku memilih sebuah laptop dengan ukuran 12”, dengan merk inisial “A”, sedangkan papa memilih sebuah laptop bermerk Sony Vaio tipe VGN-NS190J berukuran 15”.
My  Sony Vaio VGN-NS190J
Dilihat dari harga jelas lebih mahal laptop 15” ini, tapi kualitasnya juga dikenal lebih baik laptop gedhe satu ini. Tapi, seperti yang diketahui beberapa pengunjung blog ini bahwa badanku itu “kecil”, jadi kurang fleksibel donk kalo kemana-mana bawa laptop ukuran 15”? Tapi, akhirnya aku mengalah. Karena memang Sony Vaio itu adalah merk yang terpercaya, dan dengan fitur yang cukup bisa diperhitungkan. Dan waktu itupun, laptop ini adalah barang terakhir yang dimiliki toko itu, dan hanya di pameran itu kita dapet diskon harga.

Laptop Sony Vaio inilah yang selalu menemani hariku, yang juga aku pakai untuk menulis postingan ini. Dan benar saja, laptop ini beneran teruji lho. . . Di saat temenku sudah beberapa kali ganti laptop, laptop ini tetap mantap untuk digunakan. Di saat temenku kebingungan dengan “eror” yang terjadi pada laptopnya, aku tetap saja melenggang dengan laptopku yang 1 ini. Dan terbukti pula performance-nya waktu aku pakai untuk ngerjain Tugas Akhirku. Saat aku meminjam laptop temanku untuk mengerjakannya, ternyata loadingnya lama banget, beda kalau aku pakai laptopku sendiri bisa lebih cepet. Selain itu, laptop ini tetep lancar jaya dipake meskipun aku sempet jatuh dari sepeda bersama laptop ini, beberapa kali saat kuliah. Jadi, memang kalo merk Sony Vaio itu memang bisa dipercaya deh…. ;)

Sekarang setelah papa meninggal, laptop ini jadi warisan yang berharga. Dan, aku juga harus belajar untuk bisa hidup mandiri agar tidak menyusahkan orang lain. Meskipun itu bukan hal yang mudah, tapi tetap harus dilakukan. Dan, dalam perjalanannya aku menemukan berbagai hal yang menyenangkan. Jadi, ga ada ruginya untuk belajar hidup mandiri! :D

Jelasnya sih, akan butuh waktu yang ga sebentar untuk bisa mengumpulkan uang dan beli laptop baru lagi. Belum lagi aku yang ingin ngumpulin uang buat kuliah (lagi). Padahal aku juga ingin memberikan laptop untuk dipake dirumah, sehingga adik-adikku juga bisa belajar komputer tanpa harus berkali-kali ke warnet.

Tapi, kini aku mendapatkan kesempatan untuk juga mengikuti lomba yang diadakan oleh Sony Indonesia dan Female Daily ini dan memenangkan sebuah laptop Sony Vaio E seri 14P. Doakan ya teman-teman semoga bisa menang. Amiinn.... :D

Teman-teman juga bisa ikutan gabung lho di lomba ini biar makin rame :D

Because It’s Me . . . .
And, because It’s me, I want to choose Sony Vaio E Seri 14P warna putih sebagai pilihanku dalam Lomba blog ini. Laptop warna putih dan semburat warna biru itu sangat manis dan cute, kan? Dengan laptop ini, aku harap aku bisa semakin banyak berkarya, belajar dan bereksplorasi. Warnanya yang aku sukai, akan selalu menjadi penenang dan penyemangatku. Dengan begitu, mungkin aku akan menjadi orang yang lebih tenang dan mandiri nantinya
This is my choice, what about you? ;)
Oh iya, Sony Vaio E Seri 14P itu produk Sony Vaio terbaru yang dilengkapi dengan fitur gesture control. Gak cuma itu, produk ini juga dibekali dengan layar 14” dan Generasi ketiga Intel Core i7 CPU dengan AMD Radeon 7670M. Baterainya juga tahan lama, sekitar 5,5 jam. Jadi, ga perlu kuatir bakal cepet kehabisan baterai.

Dan sekali lagi. . .

Because it’s me, of course I choose Notebook Sony Vaio E Seri 14P warna putih sebagai teman dalam hari-hariku, untuk menjadi lebih tenang dan mandiri dalam menghadapi hidup ini

selebihnya saya ambil pake kamera hape sendiri :D