Salah dan Menyalahkan - Hindari Masalah #1

4/30/2012 6 Comments A+ a-


Salah dan menyalahkan
“Salah dan menyalahkan”, sepertinya realitas itu semakin kurasakan di lingkungan kerjaku sekarang. Mungkin, sebenarnya udah lama sih. Cuma, baru pas kerja inilah aku bener-bener banyak berhubungan dan belajar menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain. Selain itu, ada banyak hal sih yang aku pelajari dari kerja di LSM ini, dan beberapa lalu juga sempet ikutan gabung sama salah satu komunitas pengajar anak jalanan di Surabaya.

Sepertinya paradigma “menyalahkan” memang sudah mendarah daging dan menjadi budaya kita. Pun, begitu halnya dengan yang namanya “salah”, sudah benar-benar menjadi momok dalam kehidupan bermasyarakat kita. Dan, tanpa kita sadari justru itulah mungkin yang bisa sangat menghambat perkembangan kita.

Hindari Masalah

" Orang bijak akan selalu menghindari masalah.." , itulah status seorang temen facebookku. Spontan saja saat itu aku bertanya, kenapa harus menghindar?
Dari status itu, sudah bisa diketahui, seberapakah yang namanya salah itu jadi momok buat kehidupan kita. Sampai-sampai harus dihindari oleh orang-orang bijak.

Memang, gak bisa dipungkiri, kesalahan itu seringkali memang menakutkan. Tapi kalau dipikirkan lagi sebenarnya bukan “salah”-nya yang menakutkan, melainkan efek yang terjadi setelah itulah yang menakutkan. Segalanya bisa jadi runyam jika kita melakukannya, bahkan bisa jadi malah hancur. Jadi sedikit banyak memang menghindari kesalahan itu terasa wajar.

Tapi,bukankah setiap orang pasti akan melakukan kesalahan? Lalu, untuk apa menghindari hal-hal yang memang pasti akan terjadi. Memang sih, gak seharusnya juga kita mengundang kesalahan itu untuk mendatangi kita. Hanya saja, rasanya justru tidak wajar jika kita harus mati-matian menghindari kesalahan.

Maksudku, ayolah, bukankah yang namanya “salah” itu gak melulu berbuah keburukan? Justru dengan berbuat salah itu kita bisa belajar banyak hal. Bukankah yang namanya salah itu masih bisa diperbaiki? Meskipun memang bagi sebagian orang berbuat kesalahan itu menyakitkan (termasuk aku juga masih berpikir begitu), bahkan bisa juga menimbulkan trauma.

Karena itu, kupikir haruskah kesalahan itu dihindari sedemikian rupa? Sampai-sampai membawa-bawa “orang bijak” segala. Dan, aku yakin, sebijak-bijaknya orang paling bijak di dunia pasti pernah juga melakukan kesalahan dalam hidupnya. Karena itu, berhubung gak bisa dihindari kenapa kita tidak memfokuskan pada apa yang kita lakukan? Salah atau tidak, kita wajib melakukan yang terbaik, memperbaiki kesalahan kita.

Melakukan  yang terbaik dan menghindari kesalahan, bagi saya itu adalah 2 hal yang sangat berbeda. Dalam melakukan yang terbaik, kita seharusnya secara sadar menyadari ada hal-hal yang di luar kendali kita, ada hal-hal yang mungkin terlewati oleh kita sebagai manusia. Maka ia akan menyadari bahwa yang terbaik bukan berarti menghindari kesalahan, bukan berarti tanpa kesalahan, melainkan tanggap terhadap situasi, baik karena kesalahan atau hanya karena suatu kondisi tertentu. Melakukan yang terbaik akan membuat kita fokus pada solusi permasalahan.

Sedangkan menghindari kesalahan, akan membuat kita justru terfokus pada kesalahan itu sendiri. Kita akan sibuk mencari cara agar kita tidak melakukan kesalahan. Saat kesalahan terjadi, mungkin saja bukan tanggap dan memperbaiki kesalahan malah bingung sendiri karena telah berbuat salah. Entah bingung mencari kambing hitam, atau malah bingung menyalahkan diri sendiri, atau mungkin bingung dengan kebingungannya sendiri (kalo yang kedua dan terakhir ini khas saya,wkwkwk… :p).

Selain itu, bukankah budaya menghindari kesalahan itu akan membuat kita semakin berpersepsi negatif dan malah hanya akan membuat kita memberikan respons yang kurang positif, malah seringkali itu justru memperparah permasalahan yang ada. Bisa jadi juga akan timbul pribadi yang suka lari dari kenyataan. Aku rasa, seorang yang bijak bukanlah seorang yang membiasakan diri untuk menghindar, tetapi responsif terhadap apa yang ada di sekitarnya. Bukan malah menghindar.

 Karena postingan kali ini panjang jadi dibagi menjadi beberapa part. Untuk kali ini sampai segini dulu ya............


Menyelesaikan itu Sulit!

4/25/2012 3 Comments A+ a-



Ada tipe orang yang sepertinya sangat sulit untuk memulai, tapi mereka akan berusaha untuk menyelesaikan segala yang mereka mulai. Namun, ada juga orang yang lebih mudah untuk memulai, tapi malah sulit untuk menyelesaikan sesuatu. Nah, aku termasuk tipe orang yang kedua.

Sebenernya, aku udah nyiapin beberapa postingan buat blog ini. Udah aku tulis di word, dapet lebih dari 1 halaman, tapi tetep aja sampe sekarang gak srek. Mau mbenerin tulisan, tapi tetep aja males. Akhirnya malah bikin tulisan baru. Dan, entahlah apa tulisan yang sebelum ini bakalan keposting atau Cuma jadi sampah di memori laptopku ini (Hah, semoga tidak). Dan, masih ada juga beberapa tulisan lainnya yang mandeg di draft blog, atau di lepi atau malah masih mendekam dalam otakku. Dan, berhubung akhir2 ini makin sibuk, jadilah makin terlupakan posting2an itu.

Gak hanya itu sih, deretan judul-judul tulisan juga udah aq tulis di hape, di notepad. Tapi, tetep aja dari sederetan itu, gak sampe 10 yang sudah tersalurkan di blogku ini.

Tapi dari semua itu, aku masih bersyukur bahwa aku mau memulai, paling nggak udah usaha lah…. #ngeles.com. Pikirku sih, kalo gak mulai gak bakalan selesai. Tapi, itu ternyata bukan jaminan, terutama buat orang model kayak aku.

Jadi, ada masukan biar kebiasaann jelek ini berhenti?? #sudah, sudah. Malu nulis diliatin temen2 di pelatihan. Mari posting.

Ngomong2, ini tampilan dashborku koq berubah sendiri ya?? Jadi bingung pake'nya #udahLamaGakMampir

Sekilas Kunjungan

4/05/2012 0 Comments A+ a-

Sekilas berpikir malem ini bisa ni posting blog. Mumpung nginep kantor dan gak ada yang dikerjain.Lumayan lah, mumpung masih ada euphoria abiz posting blog kemarin.
Udah semangat, semangat, Eh, ternyata tetep aja ada job yang kudu dikerjain. Jadi, update blognya segini aja dulu.

Sekian, Terima kasih. :D