Tentang Bahagia

6/14/2012 9 Comments A+ a-

“Apa yang aku inginkan?”

Itulah sebuah pertanyaan yang menuntunku pada sebuah pertanyaan yang lain, “apa itu bahagia?”

Saat itu, aku meminta pada orangtuaku untuk dibelikan recorder. Ya, saat itu aku memang sangat menginginkan recorder. Tapi, entah kenapa saat keinginan itu sudah dipenuhi oleh orangtuaku, justru muncul perasaan yang sangat mengganjal.

“Seharusnya aku senang, apa yang telah aku inginkan selama ini kan sudah terpenuhi. Apa lagi yang kurang? Iya, aku memang senang sih. Tapi, ini bukan lah kesenangan yang aku harapkan selama ini. Lalu, apa yang sebenarnya aku inginkan? Apakah menjadi ranking 1? Ataukah, membeli sesuatu? Menonton film atau membaca komik sebanyak-banyaknya? Tidak, sepertinya itu akan sama saja. Hanya hilang saat telah terpenuhi, rasa bahagianya hanya bertahan beberapa menit saja. Apa yang akan membuatku benar-benar merasakan bahagia?”

Itulah sepenggal kisah, awal kali aku mencari makna bahagia bagi diriku sendiri. Aku mencarinya, mulai dari menyelami bermacam-macam film yang aku lihat di televisi, berdiskusi hal-hal kecil dengan sahabatku, membaca berpuluh-puluh, bahkan mungkin ratusan komik. Sampai akhirnya aku sampai di satu kesimpulan awal :

“Bahagia itu adalah dengan membahagiakan orang lain”

Ya, kupikir begitu. Dengan pikiran itu, aku mencoba untuk membuat hidupku berguna bagi orang lain. Sampai-sampai dulu sempat aku berpikir, “ Tidak masalah hidupku terinjak, asalkan aku bisa membuat orang lain bahagia”. Ya, itulah pikirku, dulu.

Namun, justru yang aku temukan adalah diriku dengan segala keterbasan dan ketidakbisaanku. Ya, aku tidak mampu melakukan apapun. Apa yang ku punya? Aku tidak pandai, tidak pula aku terampil. Pun, tidak pula aku cakap menjalin pertemanan atau bahkan hanya sekedar berkomunikasi dengan alami. Seringkali saat berbagai hal terjadi di depanku, aku hanya berdiri, terpaku melihat segalanya terjadi tepat di depan mataku. Sempat pula, aku merasa mungkin saja semuanya akan lebih baik jika saja aku bisa menghilang, ya, menghilang dalam arti sebenarnya, sirna, menghilang. Bahkan, sempat pula terbayang mungkin saja orangtuaku akan tersenyum saat aku tidak ada. Eh, tapi abaikan saja pikiran saya yang ini, untung saja tidak hinggap pikiran itu sampai saat ini. #curcol

Lambat laun aku menyadari, dari berbagai diskusi dengan temanku. Dari berbagai realitas yang ada di depanku. Bukan, itu bukanlah kebahagiaan yang aku inginkan. Lalu, aku mulai menyadarinya, aku memiliki “ego”. Ya, ego yang aku miliki, dan ego yang sedemikian rupanya pula aku tekan, agar tidak muncul ke permukaan, hanya untuk memenuhi “pemikiran”-ku.

Kemudian, aku sadari. Pemikiranku saat itu membuatku jadi tidak menghargai diriku sendiri. Selama ini, aku tidak bahagia, aku hanya memaksa diriku untuk bahagia! Justru yang terjadi adalah aku semakin menyakiti, meremehkan dan merendahkan diriku sendiri. Ya, saat aku menyalahkan diriku, saat aku menyadari betapa tidak bergunanya diriku dan  ternyata hidupku  tidak juga ternyata kutemukan berguna

Lalu, aku mencoba kembali menggalinya, “ego”ku menariknya ke permukaan. Sampai sekarang, aku pun masih berusaha dan belajar. Berusaha menghargai diriku, dan menerima diriku sendiri. Satu hal yang kulewatkan adalah, sebelum membahagiakan orang lain, pastikan dirimu pun adalah orang yang bahagia, sehingga kamu bisa membagi kebahagiaan kamu. Saat kamu merasa tidak bahagia, maka yang kamu bagikan mungkin juga hanyalah sisi gelapmu saja.

Sejak saat itu, aku mencoba untuk merangkai mimpi, dan membangun diriku untuk mewujudkan mimpiku. Awalnya, aku pernah bermimpi untuk menjadi seorang penari professional. Ya, aku cinta menari, dan aku ingin mengubah persepsi masyarakat tentang seorang penari, aku ingin dunia menyadari betapa Indonesia kaya akan budayanya melalui tarianku.

Kini aku menyadari, bahwa aku bisa melakukan hal yang lebih.  Dan, aku ingin mengubah hal yang lebih mendasar lagi. Ya, aku ingin mengubah masyarakat. Aku ingin memulainya dari anak-anak. Anak-anak yang selama ini aku kagumi, dan berharap terus menjadi bagian darinya.  Aku ingin mereka bisa mewujudkan impiannya, dan mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang baru, yang lebih baik dari masyarakat yang ada sekarang.

Kuharap begitu.

Dan  saat aku menulis artikel ini, aku sudah mampu mensyukuri adanya diriku sekarang, bahwa aku dilahirkan dan bahwa aku “ada”. Aku mensyukuri, bahwa aku telah mengalami berbagai hal dalam hidupku, apapun yang telah kualami hingga sekarang. Aku mencoba untuk belajar, dari apa yang aku miliki. Pemikiran. Ya, itulah yang saat ini aku miliki, dan aku akan mencoba untuk mengembangkannya, sambil belajar untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang aku miliki sekarang. Bukan lagi menolak diriku, tapi menerima diriku apa adanya. Aku bahagia, puas, dan senang dengan diri dan hidupku sekarang :D

Jadi, bagiku bahagia itu adalah saat kita benar-benar bersyukur bahwa kita sudah dilahirkan, dan mewujudkannya dalam tindakan kita agar hidup ini tidak menjadi sia-sia, dalam berbagai arti.

Karena itulah, untuk kamu yang berbahagia di bulan Juni ini, Selamat Hari Jadi Syam, semoga kamu akan bahagia tentunya, dan semoga hari-harimu akan terisi dengan hal-hal yang membuat kamu semakin bersyukur bahwa kamu dilahirkan. Selamat dan semoga berbahagia :D
Tulisan ini diikutsertakan dalam Give away yang diadakan oleh Syam :)

Ini adalah sebuah lagu yang menyemangati saya, saat saya hampir menyerah mengejar impian saya. Sebuah lagu yang membuat saya menangis haru, tapi sekaligus tersenyum dan membangkitkan kembali semangat saya. Mengingatkan saya, betapa impian saya begitu berharga bagi diri dan hidup saya sendiri ^^


A Goose's Dream by Insooni

Beberapa penggal terjemahan liriknya yang paling aku suka :
I have a dream, 
Even if I'm thrown away or ripped to shreds 
Deep in my heart 
I have a dream as precious as gem  (honestly, more precious than gem :D)

As you always worry, 
You say that foolish dreams are poisonous. 
Just like a book that tells us about the end of the world 
There's the reality that we can't turn back already 

Yes I have a dream. 
I believe in that dream 
Please watch over me 
Standing in front of that cold wall called fate 
I can firmly face it 

One day I will pass over that wall 
And be able to fly 
As high as the sky 
This heavy thing called life can't tie me down 
At the end of my life, on the other day that I can smile, let's be together 


Notes :
Seperti yang telah tertulis di atas, tulisan ini dibuat untuk diikutsertakan dalam Give away yang diadakan oleh Syam. Sebenernya baru aja follow blog ini sih, kebetulan menarik. Dan kebetulan lagi ada Give away menarik ini.

Udah lama ingin nulis tentang ini, tapi belum sempat. Akhirnya, ini ada kesempatan sekaligus "pecut" yang bikin aku nulis ini. Mumpung pagi-pagi lagi nggeje di kantor karena kelaparan (otak gak bisa buat kerja) #ngeles

Dan, akhirnya, ini sepertinya pertama kalinya saya ikut giveaway :D
Sebenernya beberapa waktu yang lalu udah ingin ikut beberapa giveaway lainnya, tapi tertunda terus hingga kelewatan batas tanggalnya. Jadi, yang kali ini gak pingin kelewatan lagi :D

Oh iya, salam kenal buat Syam, dan sekali lagi, Selamat hari jadi buat Syam :D

9 comments

Write comments
Marina Rizki
AUTHOR
15 Juni 2012 pukul 14.04 delete

Salam Kenal yaa mbak!
aku juga peserta yang ikutan giveaway kali ini.

suka deh sama tulisannya mbak!! kalo tulisan saya masih abal, cerita waktu SMP.
silahkan mampir juga mbaak :D

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
15 Juni 2012 pukul 17.08 delete

Salam kenal juga Marina ^^
Wah, semoga kita sama-sama orang yang beruntung ya di giveaway ini :D

wah, makasih, makasih, makasih. :D #tersipuJadinya

Oh iya, blog kamu bagus. Tulisannya juga bagus koq. Enak dibacanya. Jadi ya bukan abal-abal lah ^^

Reply
avatar
SYM
AUTHOR
19 Juni 2012 pukul 18.32 delete

sorry Mbak Ika, saya baru sempat berkunjung nih...

dan WOW!
saya banyak menemukan diri saya dalam cerita ini. tentang saya yang kadang ingin menjadi org yg berkorban demi kebahagiaan org lain, tentang saya yg nyatanya punya ego yang begitu besar dan tentang saya yang selalu ingin hilang dalam kondisi yang mungkin sy tak bisa bayangkan bagaimana melewatinya... yah, ternyata manusia tak akan pernah benar2 sendiri.

yang patut kita syukuri mungkin adalah krn kita tidak pernah diberi "lupa" untuk meraih/menjemput bahagia itu.

Salam kenal Mbak Ika, terimakasih sudah ikut serta dalam GA saya.

Noted!

Reply
avatar
M. Hudatullah
AUTHOR
20 Juni 2012 pukul 14.28 delete

aku baru tahu kalau kamu suka menari...

semoga semua impianmu tercapai
:)

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
20 Juni 2012 pukul 20.52 delete

@Syam : ehm....ya, aku bersyukur, aku memiliki sedikit keberanian untuk itu.

Semoga kita bisa sama-sama belajar ya mbak :D

sama-sama mbak :D

@mas Huda : yup, suka, banget >.<
makasih mas. Sama buat mas Huda jg ya doanya :D

Reply
avatar
u n n i
AUTHOR
26 Juni 2012 pukul 10.27 delete

selamaaaatt yaa,, !!
pertama kali ikut GA, eh menang !

salam kenal yaa :)

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
28 Juni 2012 pukul 18.05 delete

@unni : iya, makasih ya.... ^^
salam kenal juga :)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
29 Juni 2012 pukul 10.26 delete

keren tulisannya eyyy

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
29 Juni 2012 pukul 12.07 delete

@ndear : makasih ^^

Reply
avatar

Mari bercuap-cuap :D