"Peace" #2
Entah
kenapa, rasanya hari ini mood-ku lagi jelek deh. Udah gitu, dari pagi mata
berasa panas gitu. Apa mau sakit yah? Tapi, rasanya badan juga gak lemes. Jadi
rasa-rasanya jadi pingin nangis teruz. Padahal ini lagi di tempat kerja. Gak
biasa banget deh perasaanku gak jelas puol kayak gini. Udah gitu, akhir-akhir
ini bener-bener kehilangan nafsu makan lagi. Sehari bisa-bisa Cuma makan nasi
sekali doank, itu pun Cuma ngabisin nasinya adek ato mamaku. Haiihhh…..What
happen with me nie????
Ok, udah
dulu sekilas curhatnya.Sekarang, aku pingin melanjutkan postinganku yang
sebelumnya tentang damai, di sini.
Apa sih damai
itu? Kenapa sejak jaman pra sejarah, sampe sekarang masih saja belum tercapai.
Apakah damai berarti :
tanpa konflik. Tapi,mungkinkah kita hidup bersana tanpa konflik sama sekali?? Bukankah sebuah kewajaran saat terjadi gesekan? Dan, bukankah berkat konflik itu juga kita bisa saling memahami satu sama lain lebih baik lagi?
tanpa konflik. Tapi,mungkinkah kita hidup bersana tanpa konflik sama sekali?? Bukankah sebuah kewajaran saat terjadi gesekan? Dan, bukankah berkat konflik itu juga kita bisa saling memahami satu sama lain lebih baik lagi?
- tanpa masalah. Tapi, mungkinkah kita hidup tanpa masalah? Bukankah tidak ada seorang pun di dunia ini yang seumur hidupnya tidak memiliki masalah?? Dan, bukankah dengan melalui masalah-maslaah itulah kita bisa belajar menjadi lebih baik, memperbaiki kesalahan, dan menjadi dewasa?
- Saling mengasihi. Seperti kita tahu, saat hidup bersama, tidak mungkin tidak terjadi gesekan dan konflik, lalu apa salahnya jika kita berkonflik dengan orang lain? Mungkinkah memaksa orang-orang yang berkonflik itu untuk saling mengasihi, dan mengingkari perasaan mereka sendiri? Bukankah pemaksaan seperti itu sama saja dengan tidak saling mengasihi? Dan, tidak mungkin kita pungkiri, pasti ada hal-hal yang tidak kita sukai, lalu haruskah kita memaksa diri kita untuk menyukai hal-hal itu sebagai aplikasi dari rasa kasih itu?
- Saling memahami satu sama lain. Tetapi, kita tidak mungkin bisa memahami semua orang di dunia ini,kan? Pun, kita tidak bisa memaksa orang lain untuk selalu saling memahami, atau memahami kita terus menerus.
- Tidak mencampuri urusan orang lain, hanya mengurusi urusannya masing-masing. Tapi, bagaimana mungkin kita tidak “mencampuri urusan orang lain”? Bukankah yang namanya hidup bersama berarti juga menerima resiko untuk dicampuri dan harus mencampuri urusan orang lain? Bukankah kita adalah makhluk social yang pasti membutuhkan yang lainnya untuk hidup??
Jadi, apakah
damai itu? Benarkah damai itu memang tidak mungkin terwujud? Atau bagaimanakah
hidup damai yang sebenarnya?? Apakah damai itu hanyalah harapan dan fantasi
kosong kita belaka?
Mari bercuap-cuap :D