Judge The Books by Its Cover #8 - Ikhtisar
Agar tidak salah paham, lebih baik membaca utuh seri posting ini:
Kembali pada dialog yang saya sajikan dalam seri pertama rangkaian postingan ini. Saya kira hal-hal yang saya jabarkan panjang-lebar dalam
seri posting inilah yang disadari betul oleh si B. Karena itulah sekalipun ia disalahpahami bahkan
di jauhi oleh si A dan teman-temannya karena mereka menilai si B hanya dari "cover" saja, si B tidak marah pada mereka, tidak pula
ia menuntut mereka agar mengerti kondisi dirinya ataupun agar mereka memahami dirinya yang sesungguhnya. Ia hanya berkata bahwa
kesalahpahaman dan sikap si A dan teman-temannya adalah wajar karena dialah
yang sama sekali tidak pernah memberi tahu mereka tentang kondisinya, dan tak
mungkin mereka bisa paham tanpa penjelasannya sama sekali. Maka hal yang
sangat wajar jika mereka jadi salah paham. Meski begitu ia tetap memilih untuk
bersikap demikian dan sadar betul konsekuensi dari tindakannya dan rela
menanggungnya. Karena itulah, ia tahu ia tidak bisa menyalahkan siapapun selain
dirinya atas kesalahpahaman si A dan teman-temannya.
Memang, di judge tanpa yang menilai paham benar diri kita
itu menyakitkan, apalagi kalau menimbulkan sampai fitnah terhadap diri kita.
Tapi saat kita menuntut orang lain tidak menilai kita hanya karena ia baru
mengenal kita, sejatinya bukanlah hal yang mungkin dilakukan. Pun, bukan pula
itu adalah permintaan yang adil. Saya kira adalah tindakan yang tidak benar
jika menyalahkan penilaian orang lain atas hal yang seharusnya menjadi tanggung
jawab kita.
Maka, kita harusnya mulai membiasakan diri untuk
bersama-sama memegang tanggung jawab masing-masing, yaitu sebagai orang yang
tidak ingin salah dinilai hendaknya janganlah membuat orang lain jadi salah
memandang diri kita, kecuali jika sudah siap dengan konsekuensinya – dan itu
artinya kita siap dan menerima resiko disalahpahami oleh orang lain; dan
sebagai penilai berhati-hatilah terhadap penilaian kita – ukurlah kadar
kualitas penilaian kita dengan cermat, bertindaklah berdasarkan kualitas
penilaian kita, jangan bertindak lebih dari itu karena bisa saja membawa
masalah bukan hanya terhadap orang yang kita nilai, tetapi bisa juga berbalik
pada diri kita sendiri.
“Karena itulah, daripada menuntut hal yang mubazir seperti
“Don’t Judge The Book by Its Cover”, belajarlah untuk bertanggung jawab
terhadap dirimu sendiri dan belajarlah “Judge The Book by Its Cover” sesuai
dengan "kadar"-nya”
By K
Memang benar, sekalipun kita telah sama-sama berusaha untuk memenuhi tanggung jawab masing-masing, baik sebagai pihak yang dinilai maupun pihak yang menilai, kesalahpahaman masih akan mungkin terjadi. Tapi saya kira dengan menjaga tanggung jawab masing-masing tentu akan mengurangi resiko terjadinya kesalahpahaman tersebut dengan cukup signifikan. Jadi, tidak ada salahnya berusaha untuk senantiasa bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri sebagai obyek penilaian, dan bertanggung jawab terhadap hasil penilaian kita sebagai subyek penilai.
Mari bercuap-cuap :D