(My) Androphobia - Part 1

8/30/2012 0 Comments A+ a-

Berhubung aku gak begitu paham juga apa itu androphobia, jadi ya comot pengertiannya dari mbah google, Androphobia itu adalah sejenis phobia/ketakutan yang berlebihan terhadap laki-laki.

Seperti yang aku ceritain di postinganku yang sebelumnya, di sini, aku ada trauma/ phobia ama cowok. Di postingan ini aku akan ceritain beberapa kejadian, yang sepertinya menjadi penyebabnya. Sejujurnya, aku sendiri sama sekali nggak ingat kronologis ceritanya gimana. Bahkan aku gak ingat kejadian itu pernah ada. Tetapi, beberapa temanku justru yang bercerita tentang kejadian itu. Here is the story….

Pas SD
Saat itu, aku dan temanku bertengkar. Aku tidak ingat tepatnya masalah apa yang menyebabkan pertengkaran kami. Yang jelas saat itu dia nyeletuk intinya begini :

“ Kamu itu ya, kok ga tau terima kasih sih”, keluh dia
“Ha?”, aku Cuma bingung dengan omongannya. Karena aku ngerasa ga sejahat itu juga.
“Aku kan yang nyelamatin kamu waktu itu”, katanya.
“Ha?”, tambah bingung diriku, “Nyelamatin opo?”
“Lho, yang waktu dirumah kosong iku lho. Aku sampe mbelani delempari batu. Gak eling ta? ( Lho, yang waktu dirumah kosong itu lho. Aku belain sampe dilempari batu. Ga inget?)
“Dilempari batu?Kapan?”
“Lha yang kamu sama si A ama temen-temennya itu lho. Untung koen onok kita-kita (Untung kamu ada kita-kita).”
“iya, bener kok. Moso’ koen gak eling seh?” sahut temanku yang lain meyakinkanku.
“Kapan seh? Aku ga eling(aku gak ingat). Emange ono opo seh (Emangnya ada apa sih)?” Aku bilang gitu dengan wajah gak bersalah. Masalahnya adalah memang aku waktu itu gak inget sama sekali ada kejadian seperti itu. Dan, mereka pun akhirnya malah jadi bingung dengan reaksiku itu.

Setelah kejadian itu, aku berusaha mengingat-ingat tentang kejadian yang pernah diceritain ama temenku itu. Memang sih, aku dulu akrab sama si A dan gerombolannya itu. Dulu, aku sering dipanggil mereka malem-malem, sekitar jam 9an, dan cangkruk (ini bahasa indo-nya apa ya?) sama mereka di jalan sebelah rumahku. Aku yang saat itu, ga punya banyak teman, karena memang perumahan yang aku tempati itu masih sepi, yam au aja lah diajak berteman sama mereka.

Di siang hari, sepertinya kami memang sering main di rumah kosong deket rumah kami. Dan, sudah jadi rahasia umum pula kalo si A itu naksir aku, dia sering caper dan nunjukin kehebatannya di depanku. Tapi, aku saat itu sih nanggepinnya biasa aja. Pikirku kan kita masih kecil, gak saatnya pacaran, dan yah bagiku itu Cuma cinta monyet. Aku Cuma nganggep dia temen. Aku suka berteman dengan mereka, sepertinya karena mereka memang teman-teman yang seru.

Tapi, memang benar sih. Aku gak tau kenapa dan apa sebabnya, tiba-tiba aja hubunganku dengan mereka jadi merenggang, menjauh bahkan seperti orang yang gak pernah saling kenal. Kenapa? Kok bisa? Aku juga gak ingat sejak kapan.

Yang aku ingat, aku masih bertemu dengan teman yang cerita kejadian itu terakhir di kelas 4 SD. Dan, aku mulai berteman dengan si A dan gerombolannya itu, di awal-awal kelas 3 SD. Jadi, seharusnya rentang waktu antara kejadian “itu” dan ceritanya temenku itu gak lama kan? Tapi, kok bisa aku ga inget sama sekali kejadian itu. Itu kan juga bukan kejadian “biasa” yang juga bisa dilupakan begitu saja.

Seiring berjalannya waktu, aku tetap berusaha mengingat tentang kejadian itu. Dan, sampe sekarang yang bisa kuingat adalah saat temenku datang bawa sepeda engkol, dan kami dilempari batu-batu kecil. Tapi aku sendiri gak yakin, apakah itu adalah benar yang ada di ingatanku, ataukah apa yang aku “adakan” dalam ingatanku. Aku nggak tau, apakah memang yang tergambar dalam pikiranku itulah yang terjadi, ataukah itu hanyalah fantasi yang aku buat dari cerita temenku itu.

Aku sendiri juga gak tau apa yang terjadi sebelum temenku itu datang. Memang sih, aku bisa memperkirakan dari umur kami yang masih SD itu, apa yang dilakukan. Tapi, entahlah, aku sendiri gak begitu yakin dengan semua itu.

Mari bercuap-cuap :D