Curhat Geje
Beberapa hari ini, aku bertemu hal-hal yang mengingatkanQ
pada alm. papaQ. Beliau meninggal tahun lalu, karena kecelakaan. Kadang aneh
buatQ -entah apa karena aq gak bisa menerima kenyataan atau apa- aq tidak
merasa ayah gak ada. Bahkan, aq jarang meneteskan air mata untuk itu. Mungkin
benar juga, karena aq jarang bertemu dengan ayah. Sejak kecil pun aq juga lumayan
sering ditinggal di rumah. Ok, yang ini sampe di sini dulu.
Hari Selasa lalu, ada acara di kampus, dramanya para dosen.
Tapi, bukan acara ini yang mengingatkanQ pada ayahQ,melainkan sebuah video yang
sempet diputer waktu itu. Pada awalnya, video itu memunculkan 2 orang pria,
seorang ayah yang sudah renta, dan anak lelakinya. Di video itu, sang anak
sedang membaca koran.Sementara itu, sang ayah terus bertanya tentang seekor
burung yang ada di sekitar mereka,” Burung apa itu?”, tanya sang ayah
berkali-kali menunjuk pada burung itu dengan kata-kata yang sama. Pertama, anak
itu menjawab dengan sabar,”Itu burung gereja, ayah”. Menjawab yang kedua
kalinya, ia mencoba untuk menahan emosi.Lalu, pada yang ketiga kalinya, ia
menjawabnya dengan nada marah. Ia mengatakan,” Itu burung gereja,ayah! Aq sudah
mengatakannya dari tadi,kan?”.
Lalu,tanpa berkata apapun sang ayah mengisyaratkan pada sang anak untuk diam sejenak, dan menunggu.Lalu,ia masuk ke rumah. Sang anak yang ditinggal, sepetinya juga merasa menyesal tentang apa yang dikatakannya barusan. Tidak lama, sang ayah keluar rumah sambil membawa sebuah buku catatan kecil, mirip diary. Ia membuka buku catatan itu, menyuruh anaknya untuk membaca tulisan yang ada di dalamnya dengan lantang. “Saat anakku masih kecil, ia pernah bertanya padaku, dengan pertanyaan yang sama sebanyak 21 kali. Saat itu, aq menjawabnya dengan ramah, sambil memeluknya setiap kali aq menjawab pertanyaannya. Hari ini, aq bertanya kepadanya, hanya 3 kali, tetapi ia membentakku”. Sang anak kemudian benar-benar menyadari kesalahannya dan memeluk ayahnya.
Lalu,tanpa berkata apapun sang ayah mengisyaratkan pada sang anak untuk diam sejenak, dan menunggu.Lalu,ia masuk ke rumah. Sang anak yang ditinggal, sepetinya juga merasa menyesal tentang apa yang dikatakannya barusan. Tidak lama, sang ayah keluar rumah sambil membawa sebuah buku catatan kecil, mirip diary. Ia membuka buku catatan itu, menyuruh anaknya untuk membaca tulisan yang ada di dalamnya dengan lantang. “Saat anakku masih kecil, ia pernah bertanya padaku, dengan pertanyaan yang sama sebanyak 21 kali. Saat itu, aq menjawabnya dengan ramah, sambil memeluknya setiap kali aq menjawab pertanyaannya. Hari ini, aq bertanya kepadanya, hanya 3 kali, tetapi ia membentakku”. Sang anak kemudian benar-benar menyadari kesalahannya dan memeluk ayahnya.
Aq pun, saat itu, di dalam pikiranQ sedang menggali ingatan,
hanya sepotong, sepotong memori saja, yang membuatQ bangga. Yang membuatQ ingat
akan ayahQ. Mungkin untuk menghibur diri, terlalu banyak hal yang tidak bisa
Qlakukan untuknya.
Keesokan harinya, aq mengikuti kuliah 0 sks di kampus. Lain dari biasanya, kali ini ada 1 video yang dimainkan di tengah perkuliahan. Lagi-lagi tentang ayah. Video ini menceritakan tentang pengorbanan seorang ayah untuk mewujudkan cita-cita anaknya, yang cacat, untuk memenangkan perlombaan triathlon(bener gak ya namanya). Mulai dari berenang, bersepeda, hingga berlari, ia membawa serta anaknya. Ia berenang dengan menarik anaknya yang ada di atas perahu karet di belakangnya. Lalu, ia membonceng anaknya di depan dengan menggunakan sepeda. Hingga akhirnya ia menggendong anaknya sambil berlari. Dan benar, mereka berhasil memenangkan perlombaan ini.
Sebenarnya aq pernah melihat video ini sebelumnya, tapi terasa begitu berbeda. Saat ini,aq hampir gak mampu membendung air mataQ karena terharu.
Lalu, aq lagi-lagi, menggali-gali sesuatu, apapun, hanya
sepotong memori yang pernah Qlalui bersama ayahQ,momen-momen indah. Sepertinya
akhirnya aq menemukan sepotong memori. Saat itu, saat aq bersamanya di THR
Surabaya, saat itu, kami hanya berdua. Aq tidak begitu ingat kenapa saat itu
kami hanya berdua.
Qpikir, perpisahan yang mendadak itu sangat menyakitkan. Sampai sekarang aq masih berharap, andai saja ada kata-kata terakhir, entah implisit atau eksplisit. Sehingga aq mungkin dapat lebih baik menjalani ini semua. Kata-kata yang Qingat sekitar 1 minggu sebelum kejadian itu, ungkapan dan ekspresi senangnya alm papa yang lucu saat idolanya di IMB menang tipis dengan runner-up nya.Juga sehari, bukan, beberapa jam sebelum kejadian itu. Saat ia yang khawatir dengan aq, yang saat itu tiba2 aj diserang sakit perut hebat (g pernah sesakit itu perutQ).
Kadang pun masih terpikir, adakah yang mungkin dapat Qperbuat untuk mengubah sesuatu pada hari itu?Tapi, aq sadar, gak ada yang bisa Qlakuin, semua udah terjadi, g ada yang bisa mengubah kenyataan itu. Yang bisa Qlakukan sekarang, hanya menghadapi apa yang ada di depanQ. Aq tau, aq masih belum sepenuhnya mampu melakukannya, tapi yang aq tahu aq harus dan pasti akan melaluinya.
Ni aq cerita apa sih?Gak tau juga, namanya juga curhat geje......hehehe....
2 comments
Write commentshmmmm, i love my dad....
Replybtw tulisannya laen kale bikin per paragraf aja, mbak.... pusing bacanya jadinya.... hehehehee + jangan disingkat2..... gw kadang suka ga ngerti maksud singkatannnya.... :D
btw nice post....
hehe....gitu ya...kemmarin nulisnya juga cuma asal aja sih yang ini.Jadi ya gitu deh jadinya.
Replyiya, ntar aq perbaiki lagi.Makasih ya,,,
^^
Mari bercuap-cuap :D