Manusia normal, ada gak sih??

2/17/2011 9 Comments A+ a-

(Lanjutan dari,”Normal,Apakah itu?”)

Dari posting saya sebelumnya,"Normal,Apakah itu?", ternyata ada misunderstanding mengenai maksudnya.Melalui posting ini saya akan mencoba untuk menjelaskan lebih dalam lagi mengenai normal.Konteks permasalahan normal ini adalah manusia sebagai seorang manusia.Berikut kutipan dari posting saya sebelumnya :
Normal, adalah kondisi dimana sesuatu itu memang wajar terjadi.Bukan karena terbiasa, melainkan karena memang itu adalah yang seharusnya terjadi.Normal adalah kondisi, dimana sesuatu itu dipengaruhi “variabel-variabel default”,bukan “variabel-variabel khusus”.Normal adalah kondisi universal.Normal adalah sesuatu yang memang benar.

Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa “manusia normal” adalah manusia yang benar-benar benar. Dalam artian, manusia itu adalah manusia yang benar-benar sesuai “standar”, tidak ada “melenceng”-nya sama sekali. Namun, adakah manusia yang seperti itu?Pada kenyataannya tidak ada manusia yang benar-benar sesuai “standar”  dan selalu stabil.Jadi,apa iya gak ada “manusia yang normal” di dunia ini?


Jika kita memandang manusia normal adalah manusia yang sesuai “standar” manusia, wajar saja kita tidak akan menemukan seorang pun manusia normal di dunia ini, dan kita akan terjebak pada kenormalan itu sendiri.Manusia adalah makhluk dinamis, dan karenanya manusia tidak bisa selalu stabil. Karena itu pula, manusia tidak bisa selalu menjadi manusia yang sempurna, yang sesuai dengan “standar”. Manusia tidak akan bisa menjadi seimbang, dalam artian sama di tengah,memiliki kadar yang sama. Manusia hanya bisa menjadi seimbang, seimbang menjadi manusia dalam kemanusiaan dan kedudukannya.

Seringkali kita melupakan “sunnatullah kemanusiaan” dalam menilai manusia yang lain.Seringkali kita menyamakan standar kita dengan gambaran manusia yang sempurna sebagai parameter normal.Padahal kita sendiri mengetahui dan merasakan bahwa manusia yang sempurna itu tidak ada. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, setiap manusia memiliki sisi rapuh dan sisi tegar, setiap manusia memiliki sisi gelap dan terangnya, setiap manusia memiliki cara merasa dan berpikir yang berbeda-beda, juga memiliki pilihan-pilihan yang berbeda-beda dalam hidupnya.


Kita sendiri mengetahui, bahwa tidak ada seorang pun dari kita yang tidak pernah salah,tidak ada seorang pun dari kita yang tidak memiliki kelemahan, tidak ada seorang pun dari kita yang tidak pernah merasa rapuh, tidak ada seorang pun dari kita yang tidak memiliki sisi gelap, dan tidak pula ada seorang pun dari kita yang sama persis dengan manusia yang lainnya, pun tidak ada seorang pun dari  kita yang sanggup hidup sendiri.Memahami bahwa tidak ada seorang pun yang selalu stabil dalam hidupnya, ada kalanya ia menjadi begitu menyebalkan,ada kalanya menjadi begitu keras kepala, ada kalanya ia tidak dapat memahami kita, ada kalanya pula ia menjadi begitu ingin dipahami.

Yang menjadikan manusia itu normal, bukanlah dengan menjadi manusia sempurna seutuhnya. Melainkan dengan memahami sisi kemanusiaan manusia itu sendiri dan menyikapi manusia lainnya dengan manusiawi. Dengan memahami segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada seseorang, juga pada dirinya sendiri, juga kedinamisan yang terjadi pada diri seorang manusia.

Memahami  dan menyikapi yang saya maksud tidak hanya berusaha untuk saling merasakan dan mengerti apa yang dirasakan oleh manusia lain,tetapi juga saling membantu dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial bukan untuk menyelesaikan dan mengurusi masalah-masalahnya sendiri, tetapi agar dapat saling membantu,saling menopang, saling melengkapi satu sama lain.Kita menjadi tegar bukan karena kita sendirian, tetapi karena kita bersama dan saling “menyatukan kekuatan”

Sedangkan yang menjadikan manusia itu tidak normal, adalah saat manusia itu kehilangan kemanusiaannya. Saat seseorang telah membuang sisi kemanusiaannya, saat seseorang telah kehilangan sisi kemanusiaannya.
Yang saya maksud sebagai sisi kemanusiaan, tidak hanya sifat yang ada pada manusia, tetapi juga segala hal yang menjadikan manusia itu manusia. Segala tugas dan kedudukan manusia di dunia ini, juga sifat-sifat dasarnya sebagai manusia.Manusia secara keseluruhan,bukan hanya pada salah satu sifat.Bukan pula hanya condong pada sisi-sisi sifat manusia, melainkan juga tugas dan kedudukan manusia.

Saat seseorang telah kehilangan kemanusiaannya, maka tidak pula kita harus menjauhi ataupun bersikap defense.Yang juga harus kita sadari bahwa, sekalipun manusia tersebut telah kehilangan kemanusiaannya, ia tetaplah manusia. Ada akibat, maka pasti ada sebab. Ada kalanya penyebabnya adalah sesuatu yang tidak bisa kita bayangkan,yang menempatkannya pada “ketidakstabilan” yang terlalu lama, juga pada “ketidakstabilan” yang terlalu dalam.

Karena itu, seharusnya kita menelusuri penyebabnya, berusaha mengembalikan sisi kemanusiaannya. Dengan memahami bahwa di saat kita sedang sangat tidak stabil, kita juga membutuhkan seseorang untuk membantu kita. Karena sisi saling membutuhkan dan melengkapi juga merupakan sisi kemanusiaan yang membuat manusia itu manusia.Bahkan, dalam “kedinamisan” manusia normal, manusia itupun masih membutuhkan orang lain, dan memang begitulah manusia.Manusia normal dapat menjadi tidak normal jika tidak ada yang membantunya.

Walaupun memang ada kalanya manusia benar-benar telah “kehilangan kemanusiaannya”, tetapi tidak ada salahnya mencoba.Karena bukankah memang kita diciptakan sebagai makhluk sosial?Bukan untuk mengurusi diri dan kelompok sendiri, tetapi juga manusia yang lainnya,bukan?

Semua sifat negatif yang dimiliki manusia, marah,benci,sedih,menyesal,malu,takut,dll tidaklah menjadikan seseorang itu tidak normal.Hal itu sangatlah normal sebagai seorang manusia.Itu semua merupakan proses “kemanusiaan” seseorang. Yang diperlukan, juga bukan menghindari dan berusaha menghilangkan semua itu. Tetapi menghadapinya, dan mengarahkannya sesuai dengan kedudukannya, sesuai dengan “alasan” mengapa hal itu, menghadapinya dan mengatasi permasalahannya. Sehingga semua itu tidak lagi muncul dalam bentuk ledakan yang merusak, tetapi dalam bentuk semangat yang membangun.Jika kita berusaha menghindari, ataupun menghilangkannya, maka bisa jadi kita sedang berusaha untuk menjadikan diri kita tidak manusiawi.

Kesimpulannya :
  • Manusia normal adalah manusia yang “memanusiakan” dirinya dan orang lain.Manusia yang tidak normal adalah manusia yang telah kehilangan “kemanusiaan”-nya.
  • Manusia yang normal, adalah manusia yang berbeda dengan yang lainnya,unik dan hanya satu di dunia
  • Bahwa pada dasarnya, semua manusia itu normal,sampai ia kehilangan kemanusiaannya.


Memang yang saya tulis ini masih sebatas konsep, karena dalam realitasnya, akan ada berbagai konteks yang berbeda-beda, dan cara menghadapi yang juga berbeda.Hal itu tentu tergantung dari anda menghayati tulisan saya ini.Saya sendiri masih belajar dan mencari cara untuk menjadi seorang manusia, tetapi saya pun juga seorang manusia, bisa salah, bisa menjadi sangat keras kepala bisa pula “down”.Karena itu, saya akan dengan senang hati jika ada yang membantu untuk berdiskusi untuk hal ini ^^

9 comments

Write comments
M. Hudatullah
AUTHOR
18 Februari 2011 pukul 19.11 delete

apa yang belum saya mengerti sebenarnya adalah: bagaimana kamu mengartikan "normal"??

what is normal, exactly?

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
18 Februari 2011 pukul 20.22 delete

Istilah kerennya(hehehe...), normal itu saat kita "menjadi" dan menerima dirinya sendiri sbg manusia.


PenjelasanQ mbulet bin mbingungi ya?hehe..

Reply
avatar
M. Hudatullah
AUTHOR
18 Februari 2011 pukul 21.56 delete

mbulet bingungi?

..ng...engga' juga si.... lha aku sendiri sering banget ngelantur di postingan. hehe

berarti, senormal-normalnya orang adalah ketika ia menjadi dirinya sendiri kaan?

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
18 Februari 2011 pukul 21.58 delete

hohoho,,,bilang mbingungi juga gak papa koq.Ntar biar bisa jadi lebih baik lagi, hehe...

yah, begitulah.

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
20 Februari 2011 pukul 01.17 delete

O ya,mnerima dan mjd dri sendiri itu idealnya.Tp,g selalu Qt bisa jadi spti itu.Srgkali,msh ada masalah dlm dri Qt.

Selama Qt g khlgn sifat2 kmanusiaan n g mla2ikan tugas n kwjban Qt(mnusia) scra ekstrim,itu ttp aj normal.Kcuali klo Qt psikopat,atau pengusaha gila uang,atau penguasa gila kekuasaan,atau panglima hobi membunuh,itu baru gak normal,iy kan?(itu mah nyeremin)

Reply
avatar
Sulhan Habibi
AUTHOR
23 Februari 2011 pukul 16.37 delete

Masalahnya juga adalah Standar setiap orang itu berbeda-beda. Jadi apa yang menjadi wajar baginya, belum tentu wajar bagiorang lain.

Apakah maksudnya, yang wajar bagi mayoritas?
kalau hanya minoritas akan dianggap tidak normal?
apakah seperti itu? Hehehe...

Namun, yang dianggap wajar oleh mayoritas belum tentu adalah yang benar.

So?

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
24 Februari 2011 pukul 10.31 delete

Normal atau tidaknya manusia, terlepas dari anggapan wajar bagi mayoritas, maupun minoritas.

Kebenaran bukan ditentukan oleh jumlah, begitu pun dengan hal ini.

Mungkin yang perlu dipahami adalah definisi normal berbeda dengan definisi "kebiasaan" yang sering dilihat dan dianggap wajar bagi orang-orang.

Normal ya normal.Normal itu, kalo manusia gak kehilangan kemanusiaannya.Terlepas dari apapun perilaku, penampakan, pemikiran, dll yang berbeda dari yang ada di sekitarnya.Hanya karena berbeda itu bukan berarti gak normal.

Pun dengan apa yang dilihat "biasa" oleh orang-orang itu belum tentu normal, belum tentu juga wajar.

Kenyataannya, di masyarakat seringkali menjadikan "ketidakwajaran" sebagai kewajaran, dan "kewajaran" sebagai ketidakwajaran.

Reply
avatar
6 September 2017 pukul 01.45 delete Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
avatar
6 September 2017 pukul 01.48 delete

Memahami sisi kemanusiaannya dan menyikapi manusia lain dengan manusiawi. Definisi manusia normal yg luar biasa. Sangat mendasar yg harus dimiliki tiap manusia jika ingin dianggap manusia. Itulah manusia yg belum mati nuraninya. Luar biasa kacho. Terimakasih.

Reply
avatar

Mari bercuap-cuap :D