Takut Bahagia
Aneh ya,
bahagia kok malah takut? Bukannya semua orang itu pasti ingin bahagia? But, i
am indeed afraid to be happy.Memang, tidak bisa dipungkiri, bahwa aku pun manusia yang
selalu ingin bahagia, yang selalu mencari kebahagiaan. Hanya saja, terkadang
menjadi terlalu bahagia itu menakutkan.
Salah satu
penyebab utamanya, adalah beberapa peristiwa di masa kecilku, yang udah aku
bahas disini. Karena itulah, aku merasa bahwa bahagia itu adalah salah.
Dan, bahwa menjadi bahagia berarti juga akan merasakan kepedihan suatu saat
nanti. Karena saat kita kehilangan “saat-saat bahagia” itu, maka kepedihan yang
dirasakan juga tidak terkira. Memang hal ini tidak benar, tetapi itu sudah
terlanjur di alam bawah sadarku. Tanpa sadar, aku memperlakukan diriku seperti
itu.
Bahagia di atas penderitaan
Ada
kata-kata, “jangan bahagia di atas penderitaan orang lain”. Ya, itulah salah
satu alasan yang kemudian sangat mendukung ketakutanku untuk bahagia. Bukan,
bukan karena kebahagiaan itu didapatkan dengan penderitaan orang lain.
Melainkan,
karena setiap saat, entah di mana, akan selalu ada orang yang terkena masalah,
akan ada orang yang terluka, akan selalu ada orang yang meninggal, akan ada
orang yang sedang merasa sedih dan menderita. Tapi, di saat yang sama, akan ada
orang yang tertawa, tertawa senang, akan ada yang gembira, akan ada orang yang
merayakan kebahagiaannya.
Ya,di saat
kita bahagia, di saat yang sama pula ada orang yang menderita. Bukankah itu
tidak adil? Jika kita bahagia, di saat orang lain masih ada yang menderita.
Bukankah itu menyakitkan? Seakan kita tidak merasakah apa yang orang lain
rasakan, seakan kita tidak mempedulikan mereka yang sedang menderita. Seakan
kita hanya peduli dan begitu saja menikmati kesenangan kita sendiri.
Lalu, aku
menumpuk rasa bersalah. Bukan karena mereka menyalahkanku. Melainkan sebagai
pengingat, pengingat agar aku tidak lupa dan terlena dengan kebahagiaanku,
sedangkan orang lain masih banyak yang menderita.
Bagi
sebagian orang pasti aneh, merasa bersalah itu berat, kenapa harus mempersulit
dan membuat diri sendiri menderita? Bahagia itu hak semua manusia, kenapa malah
membuang kebahagiaan sendiri?
Mungkin,
bagiku, itu sebagai penebusan dosa. Penebusan atas kebahagiaan yang pernah
kurasakan, dan adikku tidak merasakannya. Penebusan karena aku yang hanya bisa
diam saja, melihat segalanya terjadi di depanku. Penebusan karena aku yang
telah begitu banyak waktuku hanya untuk tenggelam dalam diriku sendiri.
Mungkin, itu
juga sebagai penghiburan. Penghiburan atas diriku yang tidak melakukan apa-apa.
Penghiburan atas segala penderitaan yang selalu aku lihat, dengar dan rasakan
di sekitarku, seberapa pun aku mencoba untuk menutup rapat hatiku untuk mengetahuinya.
Dengan
pemikiran seperti itu, aku mulai menjauhkan diri dari kesenangan. Membatasi
diriku dari hal-hal yang membuatku lupa dan menikmati segalanya. aku jadi anak
yang pendiam(udah dari sononya), aneh dan suram(begitu kata temanku).
Kini
Kini, saat
aku sudah mulai mencoba untuk menghadapi dan melalui segala tantangan yang ada
di dalam hidupku, saat aku telah memutuskan tujuan dan makna hidupku, saat aku
telah memutuskan untuk mewujudkan mimpiku, aku dapat memandang kebahagiaan itu
sedikit lebih baik.
Aku tidak
berniat sepenuhnya memaksakan diriku untuk mengubah pandanganku tentang bahagia
itu. Toh, memang pada realitasnya memang di saat kita bahagia, di saat yang
sama pula ada orang yang menderita. Tapi, aku akan mengubahnya menjadi
kekuatanku.Dengan segala yang kurasakan, aku akan belajar untuk hidup lebih
baik, dan untuk dapat lebih belajar berempati pada orang lain.
Aku akan
menjadikannya kelebihan. Dengan pemikiran yang seperti itu, aku bisa menunda
kebahagiaanku untuk dapat segera mewujudkan impian dan tujuan hidupku. Mungkin,
bagi orang lain aku orang yang menolak kesenangan. Tapi, bagiku aku sedang
mengejar “kebahagiaan”. Dengan begitu, aku juga tidak terlalu banyak memiliki
keinginan yang macam-macam.
Bahagia itu.....
Bagiku, saat
ini,bahagia bukanlah dosa. Hanya saja, kita memang harus berbagi, berbagi
kebahagiaan agar kesedihan tidak terlalu berat untuk dilalui. Saat bahagia,
mungkin, aku akan mengingat mereka dengan berbagi kebahagiaanku dengan
orang-orang di sekitarku yang membutuhkan. Dan dengan mengabdikan hidup untuk
masyarakat, akan jauh lebih baik daripada hanya terpaku dan disetir oleh rasa
bersalahku.
Mungkin jauh di sudut hatiku, aku masih takut
dan merasa bersalah. Tetapi, apapun itu, aku akan berusaha untuk mengubahnya
menjadi kelebihanku. Aku tidak ingin menghilangkannya, karena apapun itu,
adalah murni perasaanku dan panggilan dari diriku sendiri. Aku berusaha tidak
akan tidak mengindahkannya, dan berlaku seakan tidak ada apa-apa. Aku akan
berusaha sebisa mungkin mendengarnya, dan mengubahnya menjadi lebih baik.
Karena perasaan itu, sama seperti energi. Ia tidak
akan musnah, tetapi kita bisa mengubahnya menjadi lebih bermanfaat. Dan, jika
terus menerus ditekan, maka itu akan menyerang balik diri kita. Lalu, kenapa
kita tidak berusaha untuk bersahabat dengannya dan menjadikannya sebagai
kekuatan yang besar bagi kita??
7 comments
Write commentsgak akan ada bahagia kalo gak ada kesedihan, gak akan ada putih kalo gak ada hitam, dan gak akan ada bersih kalo gak ada kotor..
Replytapi, haruskah kita takut akan bersih karena kita harus mengenalk kotor???
haruskah kita takut menjadi baik karena kita takut berkenalan dengan salah?? :))
nice posting...
anyway,..
pertamax!! #keikutan mereka deh... :D
keduax
Replyhohoho, feel free to happy mba kacho..mkaasih sharenya
@all : thanks buat pertamax dan keduax, hehe... (budaya para blogger yang baru nie??). sebeluumnya, maaf postinganku akhir2 ini pasti akan jadi sangat melankolis, karena sedang ada masalah, hehe...
Reply@rapi : tetapi takut sedih dan sakit maupun salah adalah hal yang wajar. dan, yah hal seperti itu terjadi bukan tanpa alasan, there were some reason. Aku masih berusaha untuk mengarahkand dan mengendalikan rasa takut itu.
@rose : well, yeah, i try to find again, the taste of happiness. ^^
kata disini yang kamu underline itu ga nge-link loh..
Replyya, sama nih, but the way you act, like share the happiness to other, itu bermanfaat bgt buat nge motivasi agar tidak takut bahagia, thank you siapapun yg buat ini
ReplyMakasih sudah diingatkan, link-nya udah di-update sekarang.
ReplySama-sama ^^
Replyterima kasih juga sudah mengingatkan saya dengan tulisan saya yang ini. :)
Mari bercuap-cuap :D