Takut Bahagia

4/11/2011 7 Comments A+ a-


Aneh ya, bahagia kok malah takut? Bukannya semua orang itu pasti ingin bahagia? But, i am indeed afraid to be happy.Memang, tidak bisa dipungkiri, bahwa aku pun manusia yang selalu ingin bahagia, yang selalu mencari kebahagiaan. Hanya saja, terkadang menjadi terlalu bahagia itu menakutkan.


Salah satu penyebab utamanya, adalah beberapa peristiwa di masa kecilku, yang udah aku bahas disini. Karena itulah, aku merasa bahwa bahagia itu adalah salah. Dan, bahwa menjadi bahagia berarti juga akan merasakan kepedihan suatu saat nanti. Karena saat kita kehilangan “saat-saat bahagia” itu, maka kepedihan yang dirasakan juga tidak terkira. Memang hal ini tidak benar, tetapi itu sudah terlanjur di alam bawah sadarku. Tanpa sadar, aku memperlakukan diriku seperti itu.

Bahagia di atas penderitaan
Ada kata-kata, “jangan bahagia di atas penderitaan orang lain”. Ya, itulah salah satu alasan yang kemudian sangat mendukung ketakutanku untuk bahagia. Bukan, bukan karena kebahagiaan itu didapatkan dengan penderitaan orang lain.

Melainkan, karena setiap saat, entah di mana, akan selalu ada orang yang terkena masalah, akan ada orang yang terluka, akan selalu ada orang yang meninggal, akan ada orang yang sedang merasa sedih dan menderita. Tapi, di saat yang sama, akan ada orang yang tertawa, tertawa senang, akan ada yang gembira, akan ada orang yang merayakan kebahagiaannya.

Ya,di saat kita bahagia, di saat yang sama pula ada orang yang menderita. Bukankah itu tidak adil? Jika kita bahagia, di saat orang lain masih ada yang menderita. Bukankah itu menyakitkan? Seakan kita tidak merasakah apa yang orang lain rasakan, seakan kita tidak mempedulikan mereka yang sedang menderita. Seakan kita hanya peduli dan begitu saja menikmati kesenangan kita sendiri.

Lalu, aku menumpuk rasa bersalah. Bukan karena mereka menyalahkanku. Melainkan sebagai pengingat, pengingat agar aku tidak lupa dan terlena dengan kebahagiaanku, sedangkan orang lain masih banyak yang menderita.

Bagi sebagian orang pasti aneh, merasa bersalah itu berat, kenapa harus mempersulit dan membuat diri sendiri menderita? Bahagia itu hak semua manusia, kenapa malah membuang kebahagiaan sendiri?

Mungkin, bagiku, itu sebagai penebusan dosa. Penebusan atas kebahagiaan yang pernah kurasakan, dan adikku tidak merasakannya. Penebusan karena aku yang hanya bisa diam saja, melihat segalanya terjadi di depanku. Penebusan karena aku yang telah begitu banyak waktuku hanya untuk tenggelam dalam diriku sendiri.

Mungkin, itu juga sebagai penghiburan. Penghiburan atas diriku yang tidak melakukan apa-apa. Penghiburan atas segala penderitaan yang selalu aku lihat, dengar dan rasakan di sekitarku, seberapa pun aku mencoba untuk menutup rapat hatiku untuk mengetahuinya.

Dengan pemikiran seperti itu, aku mulai menjauhkan diri dari kesenangan. Membatasi diriku dari hal-hal yang membuatku lupa dan menikmati segalanya. aku jadi anak yang pendiam(udah dari sononya), aneh dan suram(begitu kata temanku).

Kini
Kini, saat aku sudah mulai mencoba untuk menghadapi dan melalui segala tantangan yang ada di dalam hidupku, saat aku telah memutuskan tujuan dan makna hidupku, saat aku telah memutuskan untuk mewujudkan mimpiku, aku dapat memandang kebahagiaan itu sedikit lebih baik.

Aku tidak berniat sepenuhnya memaksakan diriku untuk mengubah pandanganku tentang bahagia itu. Toh, memang pada realitasnya memang di saat kita bahagia, di saat yang sama pula ada orang yang menderita. Tapi, aku akan mengubahnya menjadi kekuatanku.Dengan segala yang kurasakan, aku akan belajar untuk hidup lebih baik, dan untuk dapat lebih belajar berempati pada orang lain.

Aku akan menjadikannya kelebihan. Dengan pemikiran yang seperti itu, aku bisa menunda kebahagiaanku untuk dapat segera mewujudkan impian dan tujuan hidupku. Mungkin, bagi orang lain aku orang yang menolak kesenangan. Tapi, bagiku aku sedang mengejar “kebahagiaan”. Dengan begitu, aku juga tidak terlalu banyak memiliki keinginan yang macam-macam.

Bahagia itu.....
Bagiku, saat ini,bahagia bukanlah dosa. Hanya saja, kita memang harus berbagi, berbagi kebahagiaan agar kesedihan tidak terlalu berat untuk dilalui. Saat bahagia, mungkin, aku akan mengingat mereka dengan berbagi kebahagiaanku dengan orang-orang di sekitarku yang membutuhkan. Dan dengan mengabdikan hidup untuk masyarakat, akan jauh lebih baik daripada hanya terpaku dan disetir oleh rasa bersalahku.

 Mungkin jauh di sudut hatiku, aku masih takut dan merasa bersalah. Tetapi, apapun itu, aku akan berusaha untuk mengubahnya menjadi kelebihanku. Aku tidak ingin menghilangkannya, karena apapun itu, adalah murni perasaanku dan panggilan dari diriku sendiri. Aku berusaha tidak akan tidak mengindahkannya, dan berlaku seakan tidak ada apa-apa. Aku akan berusaha sebisa mungkin mendengarnya, dan mengubahnya menjadi lebih baik.

Karena perasaan itu, sama seperti energi. Ia tidak akan musnah, tetapi kita bisa mengubahnya menjadi lebih bermanfaat. Dan, jika terus menerus ditekan, maka itu akan menyerang balik diri kita. Lalu, kenapa kita tidak berusaha untuk bersahabat dengannya dan menjadikannya sebagai kekuatan yang besar bagi kita??

7 comments

Write comments
rabest
AUTHOR
11 April 2011 pukul 16.17 delete

gak akan ada bahagia kalo gak ada kesedihan, gak akan ada putih kalo gak ada hitam, dan gak akan ada bersih kalo gak ada kotor..

tapi, haruskah kita takut akan bersih karena kita harus mengenalk kotor???

haruskah kita takut menjadi baik karena kita takut berkenalan dengan salah?? :))

nice posting...

anyway,..
pertamax!! #keikutan mereka deh... :D

Reply
avatar
Rose
AUTHOR
13 April 2011 pukul 02.20 delete

keduax

hohoho, feel free to happy mba kacho..mkaasih sharenya

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
13 April 2011 pukul 10.17 delete

@all : thanks buat pertamax dan keduax, hehe... (budaya para blogger yang baru nie??). sebeluumnya, maaf postinganku akhir2 ini pasti akan jadi sangat melankolis, karena sedang ada masalah, hehe...

@rapi : tetapi takut sedih dan sakit maupun salah adalah hal yang wajar. dan, yah hal seperti itu terjadi bukan tanpa alasan, there were some reason. Aku masih berusaha untuk mengarahkand dan mengendalikan rasa takut itu.

@rose : well, yeah, i try to find again, the taste of happiness. ^^

Reply
avatar
niku
AUTHOR
13 April 2011 pukul 22.18 delete

kata disini yang kamu underline itu ga nge-link loh..

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
29 Juni 2016 pukul 00.48 delete

ya, sama nih, but the way you act, like share the happiness to other, itu bermanfaat bgt buat nge motivasi agar tidak takut bahagia, thank you siapapun yg buat ini

Reply
avatar
K
AUTHOR
29 Juni 2016 pukul 12.28 delete

Makasih sudah diingatkan, link-nya udah di-update sekarang.

Reply
avatar
K
AUTHOR
29 Juni 2016 pukul 13.22 delete

Sama-sama ^^
terima kasih juga sudah mengingatkan saya dengan tulisan saya yang ini. :)

Reply
avatar

Mari bercuap-cuap :D