My Dreams #1 – My Determination!!

4/20/2011 7 Comments A+ a-

Kepedihan yang kurasakan memuncak, aku jadi membenci segalanya, dan dunia. Tapi,  yang sebenarnya paling ku benci adalah diriku sendiri. Ya, diriku sendiri yang selalu dan selalu diam melihat segalanya terjadi. Diriku yang selalu dan selalu berlindung di balik tempurungku sendiri. Hanya bisa berkoar dalam hati, namun tak pernah benar-benar bisa mewujudkannya, bahkan tidak pula pernah ada langkah pertama itu.


The Anticlimax
Namun, suatu saat, dalam suatu peristiwa,aku merasakan perasaan yang lain. Bukan lagi kebencian, sesuatu yang lain. Aku merasa terharu, aku merasa begitu menyesal, begitu merasa bersalah. Tapi, entah kenapa justru muncul perasaan bahwa aku harus mengubahnya. Ya, bukan lagi diam dan berlindung di balik tempurungku, bukan pula memilih untuk tidak peduli pada semuanya. Melainkan, membuka indraku, membuka lukaku, membuka pikiranku, untuk mengubahnya.


Sebelumnya, aku tidak pernah merasa sedikit pun pantas melakukan apapun. Tidak untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, tidak pula hanya untuk mengabdi tuhan. Aku orang yang “terburuk” di dunia. Bahkan, orang tuaku sering mengataiku seakan aku bukan anak mereka,bahkan kata setan, pernah beberapa kali muncul dari mereka. Aku tahu itu hanya ungkapan emosi, namun kenyataannya memang aku tidak pernah sekalipun berhasil melakukan hal yang berguna. Hanya diam dan merenung di dalam istana tempurungku.Kupikir, aku sudah terlanjur menjadi jelek.

Tapi, sejak peristiwa itu, aku menyadari, bahwa semua itu salah. Akan selalu ada kesempatan, akan selalu ada jalan untuk memperbaiki kesalahan kita. Bukan, kali ini bukan untuk menghukum diri sendiri. Tetapi, untuk belajar menyayangi dan menerima diri sendiri. Aku menyadari bahwa setiap orang pasti memiliki potensi untuk berubah menjadi lebih baik, potensi untuk menjadi sangat hebat, potensi untuk mengubah lingkungannya menjadi lebih baik.

Dan, kenyataannya memang, aku sering kali tidak menyukai budaya dan pemikiran yang ada di sekitarku. Aku tidak merasa itu tidak pula benar. Yang benar-benar ku cita-cita kan pasti akan mengandung keinginanku untuk mengubah sesuatu, mengubah pemikiran orang-orang terhadap sesuatu. Aku ingin semua orang dapat menjalani hidup yang terbaik bagi semuanya, bagi sekitarnya dan diri mereka sendiri. Baik saat aku ingin menjadi penari, psikolog, maupun seperti yang sekarang, menjadi seorang konseptor pembangunan masyarakat.

It’s Never Be Easy For Me
Tapi, aku sadar, sangat sadar, bahwa semua itu tidak akan pernah mudah. Kenyataannya, aku bukan orang yang suka bersosialisasi, bahkan aku cenderung menghindari orang-orang dan berharap keberadaanku tidak begitu dipedulikan oleh sekitarku. Aku bukan orang yang pandai berkomunikasi, apalagi mengkomunikasikan ideku, aku sangat pendiam bahkan bisa jadi gagap saat diharuskan berkomunikasi pada orang baru. Aku bukan orang yang begitu tegar dan optimis, yang mampu mengatasi segala rintangan yang ada. Bukan pula aku, seorang yang jenius brilian, yang dapat menghasilkan ide-ide yang luar biasa. Aku hanya seorang anak minder, anti sosial, rapuh dan sangat pendiam.

Pada awalnya, aku hanya mampu bertanya-tanya dalam hati. Sampai kapankah aku akan bertahan?? Akankah aku menemui orang yang sama beberapa tahun lagi?? Seberapakah jauh aku mampu mengubah diriku?? Seberapakah aku mampu bersaing dengan teman-temanku?? Seberapakah aku mampu mengubah lingkunganku?? Kapankah aku mampu menghasilkan karya?? Karya sebesar apakah yang akan aku hasilkan?? Akan menjadi bagaimanakah aku dengan segala tuntutan itu.

Tapi, kemudian aku sadar. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan pernah terjawab. Tidak oleh orang lain, tidak pula dengan berlalunya waktu. Jawaban itu, hanya aku yang bisa menjawabnya. Jawaban itu, adalah keputusanku. Keputusanku untuk menjadikan diriku seperti yang aku inginkan, keputusanku untuk berkarya sejauh dan sebesar apa, keputusanku untuk terus membaktikan hidupku demi impianku.

Setelah mengetahui jawabannya, tidak pula aku langsung memutuskan. Itu berat, sangat berat untuk dapat memutuskannya. Bahkan, orang yang paling tidak bisa ku percayai adalah diriku sendiri. Kenyatannya, diriku sendiri lah yang selalu membuatku kecewa. Tidak pernah aku mampu membuat, paling tidak, diriku sendiri bangga.

Pun, pasti, suatu saat akan ku alami masalah yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, bukan lagi materi yang menjadi resikonya, bahkan nyawa bisa menjadi resiko. Pasti, suatu saat aku akan dituntut untuk memilih antara kenyamanan dan impianku. Pasti, aku akan berjibaku dengan hal-hal yang tidak pernah aku sukai dan selalu ku hindari selama ini. Aku tahu pasti, aku akan terluka lebih banyak lagi, dan dengan luka itu, aku masih harus melangkah maju. Mungkin, mungkin suatu saat aku akan hancur, mungkin suatu saat aku akan harus berjuang sendiri.

I Will Make Sure
Tapi, hanya langkah maju, pilihan yang tersisa untukku. Aku tidak ingin  mundur, dan melanjutkan hidup sebagai pengecut sejati. Paling tidak, di jalan ini aku pernah merasakan perasaan yang benar-benar lain, dan terasa keinginan begitu besarnya, selain rasa benci yang selama ini tinggal di hatiku. Pun, aku tidak ingin lari, karena seberapapun aku lari, aku tetap saja merasakan dan melihat yang sama, hanya menunggu waktu hingga apa yang ku lihat itu terjadi padaku. Aku pun sama sekali tidak bisa berhenti untuk memiliki keinginan mengubah sesuatu, tidak bahkan hanya dalam tidurku. Hanya satu pilihan yang tersisa untukku, maju dan menghadapinya.

Lalu, ku putuskan segalanya. Bahwa aku pasti akan mewujudkan cita-citaku, tidak ada kata berhenti dan menyerah. Aku pasti dan harus sanggup mengubah diriku menjadi seperti yang kuinginkan. Ya, yang kuinginkan, agar aku dapat mewujudkan cita-citaku. Aku akan menghasilkan karya-karya yang besar. Aku akan bertahan, sampai kapanpun. Aku akan terus bertahan hidup sebisaku, hingga semua itu terwujud. Aku akan terus mempertahankan pikiranku. Aku akan terus melangkah maju, meski semakin banyak luka yang harus aku tanggung. Aku akan selalu berusaha terus menjadi lebih baik dan melakukan yang terbaik yang aku bisa. Aku akan mengejar teman-temanku, meski saat ini aku masih belajar untuk merangkak, meski saat ini bahkan hanya untuk maju selangkah, aku harus terus tertatih-tatih. Aku akan bertahan dan mewujudkan mimpiku, apapun yang terjadi!! Itu keputusanku.

Aku tahu, seperti yang menjadi kekhawatiranku sebelumnya. Tidak akan pernah mudah semua ini bagiku. Aku tahu, aku akan sering mengalami down. mungkin pula, aku akan hancur, saat begitu banyak tantangan dari luar, saat begitu banyak kejadian yang tidak pernah aku sangka terjadi, dan membuatku harus terus bersabar dan menundaku untuk mulai merintis mimpiku.

Tapi, dalam begitu banyak masalah dan tantangan ini, aku sering kali menemukan kebahagiaan kecil, perasaan yang begitu menggebu, kepercayaan dan ketenangan yang berbeda, yang sebelumnya tidak pernah ku rasakan. Dalam perjuangan ini, kutemukan kebahagiaan-kebahagiaan kecil. Perjuangan ini tidaklah begitu keras, seperti yang terlihat. Perjuangan ini indah dan menakjubkan. Bukan, bukan karena terluka itu nikmat, tetapi karena hal-hal yang kurasa begitu berbeda, bukan hanya kesenangan kosong dan hampa, tetapi sesuatu yang bermakna. Bahkan, luka itu pun, masih memiliki makna. Makna bahwa aku berjuang, bahwa aku berusaha yang terbaik yang aku bisa, dan bahwa aku berusaha untuk menjalani hidup terbaik yang ku bisa.

Tapi, aku  juga akan memastikan, selalu, bahwa aku akan mewujudkan mimpiku. Bukan, ini bukan positive thinking. Tapi, aku akan benar-benar mewujudkannya. Aku pernah bersumpah, bahkan dalam mimpi pun aku selalu memikirkan dan berjuang untuk itu. Dalam tidurku, aku merasa tidak nyaman karena memikirkan hal ini. Aku tidak peduli apapun yang terjadi, tapi aku pasti akan mewujudkannya.

Seperti yang dikatakan oleh Merry Riana,” Jangan pernah berhenti untuk hal yang bahkan tidak bisa kau tinggalkan saat tidur”. Seperti pula yang pernah dikatakan oleh seorang temanku,”Orang yang tidak pernah nyenyak dalam tidurnya, akan mewujudkan mimpinya pada kenyataan”. Karena itu, aku ingin menjadi orang seperti itu. Aku ingin mewujudkan mimpiku. Dan, aku pasti akan melakukannya!
!

7 comments

Write comments
M. Hudatullah
AUTHOR
21 April 2011 pukul 17.47 delete

SEMANGAAAAAT!

*kaget juga kamu pernah dikata2in sama ortu kaya gitu--".

omong2 soal introvert, banyak ko orang2 besar yang sebenernya introvert, tapi mereka berhasil. so ga ada yang salah dnegan menjadi introvert^^.
tapi tentu saja keluar dari area nyaman juga sangat penting..

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
22 April 2011 pukul 12.46 delete

wah, makasih mas.... :D

em,,,,masalah ngata2i, yang kata2 itu sebenernya gak sering sih(lebay nie aku, hahaha :p), tapi rasa2nya memang itu yang sangat nyakitin.

hohoho....aku sekarang bangga koq jadi orang introvert. tapi, memang betul,disukai atau nggak,butuh untuk keluar dari are nyaman. tapi, kadang memang gak seburuk yang kita kira lo. walaupun kadang memang seperti yang dikira, hehe... :D

makasih yah,mas huda pertamax nie... :p

Reply
avatar
norma
AUTHOR
23 April 2011 pukul 23.50 delete

hmmm,,,persis spt apa yg kurasakan dan kupikirkan,,
ak juga tipe org introvert yg slalu pnya cita2 dan ga tw kpan akan trwujud,,tp aku yakin suatu saat nanti ak bakalan bisa mewujudkannya,,

Allah udh memberikan potensi kpda hambanya,krena itu qt harus mengasahnya,,

Reply
avatar
BaS
AUTHOR
24 April 2011 pukul 18.57 delete

everything happen always for a good reason....let time heals everything

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
25 April 2011 pukul 12.33 delete

@rez iraz : yup. ^^

@bas : everything happen always for a good reason if we want it to be a good reason.

time is not heal, we r the who decided will we be healed or not

Reply
avatar
Anonim
AUTHOR
25 April 2011 pukul 22.26 delete

dalam teori perubahan sosial.
syarat pertama dari terjadinya perubahan sosial adalah adanya "interaksi", hal yang sama juga berlaku pada perubahan individu. Artinya menutup diri dan menariknya dari interaksi (dalam tempurung) akan menjadikan kita atau masyarakat tertentu, akan sulit atau bahkan tidak bisa melakukan perubahan. Coba saja renungi apa saja yang telah berubah dalam hidup kita dan pasti akan kita temukan adanya proses "interaksi" di sana. Hegel menyatakan sinthesa bisa ditemukan jika thesa bertemu dengan anti thesa dan Marx melanjutkan dengan bahwa materi akan selalu berdialektika (berinteraksi) untuk mencapai kesempurnaan. so, lets improve ourselves and change the world!!

Reply
avatar
kacho
AUTHOR
28 April 2011 pukul 19.56 delete

hem....iya kah harus ada interaksi?entahlah.tapi memang interaksi pasti akan menyebabkan adanya perubahan cepat atau lambat.

tapi,makasih yah?Yup, let's improve ourselves and CHANGE THE WORLD!!!

Reply
avatar

Mari bercuap-cuap :D