Melindungi dan Keegoisan

5/30/2012 0 Comments A+ a-

" Seringkali, kita memakai alasan 'perlindungan' untuk menghindarkan dari ketakutan-ketakutan dan kekhawatiran-kekhawatirannya sendiri. Padahal hanya ego kita lah yang nggak ingin tersakiti, tapi dengan seenaknya 'membatasi' dengan alasan perlindungan. Padahal kita tidak pernah bertanya apapun tentang apa yang dibutuhkan, diinginkan atau yang ingin dilakukan oleh orang yang dilindunginya. Hanya pikiran kita saja tentang 'heroik' dan  jika kita akan terluka, jika orang itu terluka.

Pada akhirnya, yang seperti itu hanyalah keegoisan kita semata. Justru 'perlindungan' seperti itulah yang akan membuat orang yang ingin kita lindungi jadi semakin tidak terlindungi. Hanya menghambat kebebasan dan perkembangan orang yang kita lindungi. Lalu, tanpa kita sadari, kita telah melakukan diskriminasi terhadap perkembangan dirinya. Dan, hanya meninggalkan masalah saat kita 'harus' meninggalkannya"


Karena Itulah, jika kita ingin melindungi orang yang kita sayangi, lindungilah sambil memperhatikan kebutuhannya. Bukan agar ia tidak terluka, atau kita tidak terluka. Melainkan agar ia mendapatkan segala yang terbaik yang kehidupan tawarkan untuknya.

by Kacho

Silaunya Masa Lalu

5/30/2012 5 Comments A+ a-

"Banyak yang masih 'silau' oleh 'kejayaan masa lalu', sehingga terkadang tidak melhat realitas sebenarnya yang ada di sekitarnya. Hanya membangga-banggakan masa lalu saja."

By Kacho

Jadi, teman, berhentilah hidup di masa lalu. Hiduplah di masa kini, hadapilah kenyataan, dan bangkitlah!

Aturan Yang Tidak Beraturan

5/29/2012 4 Comments A+ a-

Seringkali yang menegakkan aturan itu nggak memahami makna,tujuan dan latar belakang sebuah aturan dibuat. Hanya dijalankan karena takut hukuman. Sampai-sampai penegakan aturan itulah yang menjadi penghambat tercapainya tujuan dari pembuatan aturan itu sendiri.
Ironis. Memang. That's how the world is going on.

By Kacho

Naek Komuter Prameks, Jezz...Jezz....Jezzz....

5/29/2012 4 Comments A+ a-

Setelah sebelumnya mengikuti pelatihan sejak tanggal 22 Mei 2012 di Solo, lalu pada hari Jumat, 25 Mei 2012, saya berangkat menuju Jogja naik Prameks. Seperti yang kuungkapkan sebelumnya disini, bahwa ini pertama kalinya saya melakukan perjalanan jauh naik kereta sendirian, dan tentu saja pertama kalinya saya naik prameks.

Inilah ceritanya :
  • Saya sempet bingung soal memesan tiketnya kereta api, pas hari "H"-nya atau hari sebelumnya. Soalnya setahu saya sebelumnya buat naik kereta ke Solo kok orang-orang kantor pada ribut ngingetin harus mesan beberapi hari sebelum hari keberangkatan. Iya, saya tahu saya "katrok" dan "Donk-Donk-isasi". Tapi untungnya udah tanya ama Rapi, salah satu blogger yang rencananya mau aku ajak kopdaran di Jogja. Ternyata memesan tiket itu sebenernya juga gak harus hari-hari sebelumnya.
  • O iya, saya ke Jogja dalam rangka main dan kopdar bareng temen-temen blogger Jogja, mas Huda dan Rapi, ama temen dunia maya lainnya juga. Sebenere juga gak terlalu deket sih, tapi mumpung ada kesempatan, dan aku pingin banget tahu rupa kota Jogja itu kayak gimana. Udah mupeng banget sejak SMA, tapi baru keturutan sekarang :D
  • Sebenernya, ada temen dari pelatihan yang ngajakin bareng buat berangkat ke Jogjanya. Tapi, sayangnya dia berangkat lebih awal dan saya ditinggal sendirian deh. Untungnya udah tanya jadwal prameks-nya ke mas-nya itu. 
  • Pemandangan dari dalam prameks ^0^
  • Awal pesan tiket tuh, aku salah ngantri loket. Padahal di loket satunya itu ternyata terpampang jelas tulisan prameks dan jadwalnya pula, malah yang kebaca pertama kali itu tulisan "Madiun" aja, makanya ikut orang yang ngantri di loket lainnya. Tapi, pokoknya gak telat lah, haha... :D
Nah, ada beberapa hal yang, menurutku, menarik sih pas naik prameks ini  : 
  • Untung aku tanya bapak yang jalan menuju kereta, yang juga kereta prameks itu. Ternyata, orangnya baik dan ramah. Hem...membuktikan paradigmaku selama ini memang lebay.
  • Pas mau naek, ternyata tinggi banget ya pintu kereta ama tanahnya. Sampe mikir, "Wew..... ini kuat apa gak ini ya bawa tas segedhe gini panjat pintu setinggi itu". Tapi, alhamdulillah ternyata kuat meskipun pegangan tangan sempet hampir terlepas, yang penting gak jatuh dengan memalukan lah :D
  • Di kereta, ada mbak-mbak yang sibuk banget nulis sesuatu di notesnya. Kayaknya lagi asyik banget  gitu, sampe rasanya panas matahari yang masuk lewat jendela kereta gak ngaruh ama dia. Jadi penasaran, apa dia itu penulis ya??
  • O ya, mbak yang periksa karcis itu cantik, pake kerudung dan tegap badannya. Jadi suka deh liatinnya :D
  • Terus, ada juga bule bermata coklat muda. Entah kenapa, aku ngerasa matanya itu keren banget (bukan bule-nya lo.... :p) Apa ya, sepertinya bikin tenggelam gitu, pingin memperhatikan matanya terus. Tapi gak enak kalo ngeliatiin orangnya terus. Jadi yah mata jelalatan tolah-toleh kanan kiri. Cari pemandangan lainnya yang gak kalah keren :p
  • O ya, ternyata berani juga aku tanya-tanya n sedikit, sedikit banget,  ngajak ngomong mbak yang duduk di sebelahku. Ternyata mbak itu tujuannya di stasiun lempuyangan. Tapi, aq dikasih tahu kalo stasiun Tugu itu setelah lempuyangan. Dan, ternyata lagi sebenernya Rapi itu lebih tahu stasiun Lempuyangan daripada Tugu. Hehe...Sepertinya harusnya aku tanya dia dulu ya enaknya turun di stasiun yang mana, jadi gak susah jemputnya. Mbak itu ramah, dan sempet juga ngajak aku ngobrol balik. Sekali lagi, membuktikan bahwa paradigma dan kekhawatiranku selama ini itu lebay.
  • Ada anak laki-laki yang dengan asyiknya menari bermain di kereta itu. Seneng deh liatnya, hiburan. O ya, tahu gak anak itu nempel terus lo ama mbak-mbak cantik yang duduk di seberangnya. Dia kecil-kecil udah tahu yang namanya cewek cantik yah? ;D
  • O iya, pas di stasiun aku beli barang itu dibayarin loh sama bapak-bapak yang baik hati. Waktu itu uangku gedhe banget, nah penjual tokonya gak punya buat kembalian. Pas liatin aku ubek-ubek dompet untuk cari uang 500 dan 100an, eh, bapaknya bilang," Udah takbayarin aja, 6000 kan?". Hehehe....Ya terima saja deh. Keberuntungan pokoknya hari itu. Sebelum ngelunyur pergi dari toko, gak lupa aku ucapin terima kasih ke bapaknya yang tadi :D . Lagi-lagi kejadian ini membuktikan  bahwa  paradigma dan kekhawatiranku selama ini itu lebay.
Hem....Sekian dulu ceritanya kali ini. Cerita Kopdarnya di Jogja lanjut lain waktu lagi ya.... 

Pertama Kali

5/28/2012 14 Comments A+ a-

1 minggu kemaren itu bener-bener minggu penuh kenangan deh. Banyak hal-hal baru yang aku lakuin.

  • Pertama kali naek kereta. Ya, tanggal 22 Mei 2012 adalah momen pertama kali saya menginjakkan kaki di stasiun dan kereta api. Sebelumnya, pas pertama kali saya cerita ke temen-temen kantor kalo saya itu blm pernah naek kereta, sempet diketawain sih. Haha.... Ternyata sebegitunya ya kalo di umur segini belom pernah naek kereta. Tapi, apapun itu yang penting udah ngerasain naek kereta api :D
  • Pertama kali perjalanan jauh sendirian via kereta api. Awalnya, takut dan bingung sendiri. Saya tahu tingkah laku saya lebay. Tapi gak papa lah, namanya juga pengalaman pertama. Biarin deh, mau dikatain apa juga, yang penting kemarin saya sukses nyampe tujuannya 
  • Pertama kali mengunjungi Kota Solo dan Jogja
  • Pertama kali kopdar dengan temen2 blogger di luar sby dan di dalam kota sby. Tapi, kisahnya nyusul 1 by 1 ya, kalo ada waktu lebih lama buat nulisnya. 
Tulisan ini cuma tulisan pembuka aja. Ternyata yang lainnya udah pada update di blog sih soalnya :p

Bukan Ingin Ku Menjadi Bijak

5/28/2012 0 Comments A+ a-

"Aku tidak berharap menjadi orang bijak. Karena sepertinya itu sangat tidak nyaman. Tapi bukan berarti aku gak akan melakukan sebaik yang aku bisa"
Hanya Ungkapan Hati Kacho saja

Sekolah itu apa seehhh????

5/27/2012 2 Comments A+ a-

Sekolah itu sebenernya apa sih?? Apa cuma sekedar tempat untuk memandang buku dan tulisan?? Gak keren bangett sih??

Masa' ada anak butuh bimbingan malah dikeluarkan, atau didiskriminasi. Kalau sekolah hanya sekedar tempat bedah buku mah, di tempat laen, atau di rumah juga bisa. Ngapain bela-belain bayar mahal-mahal dan terdiskriminasi cuma buat yang kayak gitu. Kalau kayak gitu, buat apa ada sekolah. "Pek puk mawon jeh"......


Takut oh Takut...

5/25/2012 13 Comments A+ a-

Kita takut itu karena apa ya?
Hanya sekedar ingin tahu pendapat teman2, hehe... :p

Aku

5/24/2012 2 Comments A+ a-

Jika Chairil Anwar menuliskan sebuah puisi yang berjudul "Aku". Maka Kacho pun punya serangkaian kata tentang "Aku" :p


Aku tidak berharap untuk terus hidup dalam wilayah "positif",
Tapi juga tidak ingin bertahan dalam wilayah "negatif". 
Yang aku inginkan adalah hidup,dengan  tidak kehilangan diriku sndiri. 
Semua yg kurasakan, semua yang kupikirkan, 
Aku ingin mjaganya baik dalam diriku. 
Menyukai, menyayangi, mencintai,gembira, bahagia, 
Bersyukur, membenci, menyesal, takut, marah, sedih, hampa.
Semuanya. 
Tak ingin Aku hidup berpura-pura atau memaksa diri 
Seakan semuanya baik-baik saja, semuanya bahagia, 
Semuanya nikmat, ataupun yang lainnya. 
Aku ingin hidup dengan mengakui segala yang kurasakan, 
Agar aku bisa belajar untuk sedikit lebih baik menerima kenyataan dan hidupku.

Karena menerima bukanlah soal pasrah,menikmati,atau menyukai saja. Melainkan juga menghadapinya, berdamai dengannya dan memanfaatkannya sebaik-sebaiknya
By Kacho 

Tahu dan Bertanya

5/23/2012 2 Comments A+ a-

"Bertanya itu gak selalu karena tidak tahu, tapi karena ingin tahu. Dan, bertanya bukan berarti bodoh, melainkan brilian. Orang-orang jenius terlahir karena 'pertanyaan', karena mereka "menindaklanjuti" pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak mereka. Bukan karena mereka 'mengebiri' pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak mereka."
by Kacho

"Miss Nyasar 2012"

5/22/2012 2 Comments A+ a-

Ini adalah awal kisah perjalananku pelatihan di Solo. Kenapa judulnya "Miss Nyasar 2012"? Ya, ini adalah kisah rentetan nyasar saya, selama satu hari ini.
  • Karena malam sebelumnya saya baru pulang dari kantor pada pukul 10.00 malam, dan nyampe rumah mungkin sekitar pukul 11.00 malam, sepertinya saya baru tidur pukul 00.00 setelah packing dan mempersiapkan barang-barang yang harus saya bawa untuk pelatihan dan mbolang ke Jogja. Akhirnya pas subuh, saya jadi kesulitan bangun karena perut saya lagi kumat kramnya (--")>
  • Dengan PD-nya saya berangkat. Tapi tahukah anda, saya yang seharusnya menuju Stasiun Gubeng malah nyampe di jalan Kertajaya, dan hampir saja nyampe ITS kalo aku gak segera puter balik. Menyadari jam sudah menunjukkan pukul 7.02, saya tancap gas, berusaha secepat mungkin nyampe di Stasiun Gubeng sebelum keretanya berangkat.
  • Alhamdulillah, ternyata kereta masih menunggu saya datang,wkwkwk..... #GR
  • Pokoknya waktu itu sudah tenang hati, udah nyampe kereta. :D
  • Pas nyampe di hotel, ternyata "kesasar"-nya masih berlanjut. Niatnya sih, mau menuju lift untuk ketemuan sama temen-temen di lobby. Eh, malah nyasar sampe liftnya dan saya mampir di lantai 23. Barulah itu saya nyampe di lobby.
Begitulah, kisah saya. Kenapa judul postingnya,  "Miss Nyasar 2012"? Karena beberapa kali saya ada acara di luar kantor, bisa dikatakan hampir selalu saya nyasar. Direkturku aja sampe bilang, ika itu ya kalo dateng ke acara pelatihan pasti telat 1 jam, yang setengah jam kesasar, yang setengah jam lagi ban bocor. Hahaha...Begitulah, dulu sempat selama beberapa hari berturut-turut ban saya bocor melulu, dan sepertinya sangat mengena sekali di pikiran direktur saya. Dan berkat teman saya di kantor, jadilah saya menerima gelar "Miss Nyasar 2012" ;D

But after all, hari ini menyenangkan deh. Baru kali ini, pas pelatihan sempet jalan-jalan santai. terus juga nulis blog gini tanpa beban pikiran tentang pelatihan. Meski uang tipis, yang penting bisa enjoy dah.
Semoga kesenangan ini masih berlanjut, dan "kesasar"-nya berhenti sampai disini saja. Amiiinn

My Daily Quote #3

5/21/2012 2 Comments A+ a-

"Setiap orang diciptakan dengan tujuan. Kehidupan seseorang akan selalu memiliki makna. Tapi, semua itu tergantung pada keputusan dan tindakan kita, akankah tujuan itu menjadi berkah ataukah petaka, akankah makna itu akan menjadi kebahagiaan atau kemalangan.
We do have the chance, but we are the one who make it good or not."


by Kacho

Meski Bukan Aku

5/20/2012 2 Comments A+ a-

" I'm a lucky person. I'm loved by my rich parents. I'm gloomy, but I have Saki. But I wanted something else. I wanted what I was not. I wanted to be 'unhappy'. The 'unhappy' people on TV. An unhappy past, an unhappy life, It was like they were drunk with unhappiness.
It may have been because of that unusual sadness that is expressed in her that I become best friends with Saku. I soon ended up finding out that Unhappiness is not something to be 'desired'.
IT CRUSHES YOU. YOU'RE ALIVE, BUT DEAD. It's almost like having no escape. EVERYDAY LITTLE BY LITTLE YOU DIE. THAT IS THE REALITY OF IT. And in that reality I could do nothing but watch. Only my shallowness, Become clear.

I LOVE YOU. I LOVE THE PEOPLE LIKE YOU. EVEN IF ANYONE OR ANYTHING DENIES YOU, PLEASE DON'T THINK I'M THE SAME. I'LL STAY HERE STAY BY YOUR SIDE. DON'T FEEL LIKE YOU'RE ALONE IN THIS WORLD." -- Quote by Sei-Chan from 'Hoshi Wa Utau',written and ilustrated by Takaya Natsuki



Itu adalah sebuah quote yang aku sukai. Yang cukup mewakili apa yang selalu aku rasakan. Meski bukan aku yang mengalami, meski aq bukanlah yang menjadi korban, tetapi selalu merasa. Kadang aku pernah mencemooh diriku lebay. Tapi sepertinya bukan, itulah yang kurasakan, yang benar-benar kurasakan. Dan, aku tidak mau mengacuhkan dan meremehkan diriku lagi. Belajar untuk menerima diriku apa adanya. Bersahabat dan berkembang bersamanya. I dont want to abandon u again, my self :)

I like Takaya Natsuki, she could understand me even though she dont know me.

Pingin Kopdaran, Tapi.....

5/20/2012 2 Comments A+ a-

Di hari selasa sampe jumat minggu depan ini, aku akan ada pelatihan di Solo. Sejujurnya, saya bingung. Gak ada temen ceweknya dari kantor, dan pulangnya sepertinya saya akan sendirian. Sejujurnya, masih ada kekhawatiran juga. Karena itu nantinya adalah pengalaman aq pertama kali pergi sejauh itu sendirian. Dan, saya berharap saya tidak nyasar.

Karena sepengalaman saya, saya adalah tipe orang yang disukai sama yang namanya "kesasar". Bayangin aja, pas mau ke suatu tempat yang deket sama  RSUD Dr. Soetomo, saya nyasar-nyasar sampe ke pasar turi. Dan saat itu,butuh waktu 1 jam sampai saya menemukan jalur yang benar. Padahal waktu itu sebenere saya itu mbuntuti orang yang tahu jalan, tapi malah nyasar sendiri gak keruan. Sampe rasanya sungkan sama orangnya karen harus nungguin aq yang kesasar sampe 1 jam, g cuma itu aja waktu itu direkturku jadi kuatir gara-gara aku gak segera nyampe ke tempat pertemuannya, dan sudah sangat terlambat sekali saat itu. Sempet lumayan geger juga sih waktu itu (--")

Terus, pas pertama kali ke Tretes sendirian. Sebelum mencapai hotel yang tepat, saya harus nyasar 3 kali terlebih dahulu. Alamat abis banyak di transport. Untungnya, saya bawa cukup banyak uang di situ. Makanya, saya jadi rada was-was, apakah "kesasar" itu masih mau mendatangi saya kali ini?? Uuh....karena kalo berada di tempat yang sejauh itu dari rumah, dan nyasar. Heuw....gak mau dah.

Oke, curhat yang itu udah dulu ah, rasanya jadi melenceng banyak dari yang sebenernya pingin aku bicarain --a


Awalnya sih, pelatihannya itu kabarnya diadain di Jakarta. Seneng, akhirnya aku punya kesempatan ketemu sama seseorang yang aku anggap "mbak" di dunia maya. Tapi sayangnya, ternyata gak jadi diadakan di Jakarta, tapi di Jogja. Hem....kecewa sih. Tapi, di Jogja kan ada temen2 yang lain. Ada mas huda tula, rapi bestari, ama satu temen chatku yang lainnya juga. Ehm...jadi semangat.

Dan, ternyata beberapa hari lalu, saya baru menerima kabar bahwa pelatihan itu gak jadi diadakan di Jogja, tapi di Solo. Heum....tiwas udah seneng. Tapi, tetep masih pingin kopdaran. Karena sepertinya saya akan bingung apa yang mau saya lakukan di hari terakhir, karena di hari itu sepertinya sudah gak ada jadwal pelatihan, dan ada waktu beberapa jam setelah check out sebelum keretanya berangkat. Dan, saya bukan orang yang suka berbelanja. Dari pengalaman saya wisata ke Bali dulu, biasanya gak ada minat untuk belanja meski udah di pasarnya, dan malah merasa stress sendiri. Karena ditarik penjual kesana kemari diminta beli barangnya, dan saya bukan tipe yang bisa menolak yang seperti itu (--")

Tapi, jogja ama solo itu sejauh apa ya? Dan, apakah saya masih tetap sampai dengan "selamat" kalo mampir ke Jogja?? Berhubung saya yang begitu seperti yang saya ceritakan di atas.

Selain itu, tahukah anda betapa pendiamnya saya kalo di dunia nyata? Oke, memang kalo di dunia maya kebanyakan tulisan saya adalah tulisan marathon. Tapi, di dunia nyata? Sepertinya saya bisa melewatkan kopdar tanpa satu kata pun #lebay.

Dulu, pernah kopdar dengan salah seorang teman chat saya, untungnya saya ngajak sohib saya. Kenapa? Kalo nggak, kasihan temen chatQ, yang aku diemin. Malahan yang banyak ngobrol itu sohib dan temen chatQ, dan saya hanya melewatkan pertemuan itu dengan banyak diam. Pun, ketika nemeni kopdarnya sohibku itu juga, saya hanya diam-tenang-damai saja dengan diri saya sendiri.

Jadi, masihkah saya ingin untuk kopdar? Jelas masih pingin. Tapi, entahlah. Saya tidak berharap kalo kopdarnya jadi sunyi senyap. Gak enak sama yang tak ajak kopdar. --a

Gimana menurut kalian? Heum....pingin, tapi...  #kebanyakanPertimbanganYa?

Apa Salahnya Salah?

5/19/2012 5 Comments A+ a-

Kupikir salah itu gak apa-apa. Selama kita juga berusaha yang terbaik untuk memperbaikinya.

by Kacho
#seringSalah

Haruskah seperti itu?

5/17/2012 9 Comments A+ a-

Benarkah harus seperti itu,dan hanya bisa spti itu??? TIDAK!! Aq gak mau berhenti disitu dan gak mau mempercayainya!
Seharusnya, masih bisa lebih baik! Seharusnya, msh ada jalan!

Sanksi itu apa?? Menyebalkan!!

5/15/2012 6 Comments A+ a-

Sanksi itu esensinya apa sih?? Kalo emang agar si pembuat masalah itu tidak mengulangi kesalahan lagi. Kenyataannya sekarang, gak pernah deh Aku ketemu sanksi yang secara efektif mencapai tujuan itu.
Kebanyakan sanksi yang ada sekarang ini cuma ingin ada efek jera. Paling banter juga,biar nguntungin yag punya kuasa. Pada akihrnya sanksi seringkali menjadi media penyaluran kepentingan dan nafsu kuasa atas sistem saja.

Menyebalkan!!

My Daily Quote #2

5/13/2012 9 Comments A+ a-

"Everyone have their own dark sides, even the kindest person in this world have it"

By Kacho

Karena itulah, janganlah membayangkan, mengharapkan atau memaksakan bayangan malaikat atau makhluk suci lainnya pada seseorang. Itu percuma. Hanya akan menambah masalah

My Daily Quote #1

5/11/2012 6 Comments A+ a-


"Terima konsekuensi atas segala yang anda lakukan. Jika tidak mau menerima konsekuensinya, lebih baik tidak perlu melakukan saja. Bertanggungjawablah atas hidup, sikap, keputusan, dan perkataan anda sendiri.

Namun, jika anda tidak pernah mau menerima konsekuensi, silakan duduk diam and do nothing. Dan, jangan pernah berharap apapun! Karena berharap pun berarti harus menerima konsekuensi berjuang, tersakiti, gagal dan sukses!


Tegaslah pada dirimu!"



By Kacho

Dalam Benakku #1

5/11/2012 9 Comments A+ a-

 Migrasi lagi, curhatan dari facebook ke blog :D


"The impact of Materialism is so Great, Holistic, include every single layer in our life . Hard to believe but it's true. While the materialism is growth, The truth is being played by it. And, the people inside is just the same. So, can it be changed? Change it, means fighting against the world. Hem......."

Salah=Hukuman??

5/10/2012 8 Comments A+ a-

"Apakah salah berarti hukuman?"

Pertanyaan itu muncul saat aku bergabung di sebuah komunitas pengajar jalanan. Dimana ada salah seorang kakak pendamping yang nyeletuk yang intinya, " Hayo, yang salah nanti dihukum lho ya...?"
Sontak saja, langsung pertanyaan itu muncul dalam benakku.

"Apakah salah berarti hukuman?"

Menikmati Kesedihan

5/09/2012 8 Comments A+ a-

Dapet ide dari mas Arif aku migrasikan beberapa quote yang aku tulis di facebookQ. Tapi, diposting di blog-nya satu-persatu aja biar banyak postingannya :p
Nah, status ini terinspirasi dari postingan mas Huda Tula disini . Terima kasih buat mas Huda yang sudah menginspirasi kata-kata ini :D

Menikmati kesedihan itu, bukan berarti larut dalam kesedihan atau bhkan sampai trauma.

"Menikmati kesedihan itu, merasakan dan menghayati jauh ke dalam diri kita. Belajar ber"dealing" dengan rasa sakit. Menyadari bahwa rasa sakit itu bukanlah aib,bukan pula petaka. Tapi,hanyalah bagian dari proses kehidupan.

Hingga kita mampu menangani kesedihan itu. Dengan begitu, kita bisa belajar untuk menjadi lebih tegar, bukan malah menjadi lebih takut untuk melakukan segalanya. Karena apa yang menunggu di depan kita tidak akan menjadi semakin mudah, karena itulah kita harus terbiasa untuk rasa sakit kecil, agar nantinya kita mampu bertahan dan menang di masa yg akan datang nantinya.

Menikmati kesedihan itu, merasakan kesedihan hingga pada titik "aku muak bsedih, aku akan bangkit". Aku akan bangkit,menjadi lebih tegar, dan buktikan pada kehidupan bahwa kita bukanlah seorang pecundang. Tapi pemenang. Pemenang yang memang pantas mendapat hadiah "kehidupan" dan menyandang predikat "manusia" yang telah diberikan oleh Tuhan."


By Kacho

Salah dan Menyalahkan-Bukankah Salah itu Wajar? #3

5/04/2012 0 Comments A+ a-


Mengakui kesalahan, dengan menyalahkan itu berbeda. Dengan mengakui kesalahan yang ada, dari manapun sumbernya, merupakan langkah awal bagi kita untuk memperbaiki kesalahan yang ada, dan  mencari solusi. Sementara, dengan menyalahkan, baik menyalahkan pihak eksternal maupun menyalahkan diri sendiri, hanya akan membuat kita semakin terfokus pada kesalahan dan malah melupakan solusi permasalahannya.

Sebagai contoh saja, saat kita menyalahkan orang lain atas segala yang terjadi, entah memang kenyataannya adalah kesalahan mereka, ataukah hanya bagian dari alih-alih kambing hitam kita, yang terjadi justru kita hanya akan sibuk menekan dan memojokkan pihak-pihak yang kita anggap salah, berkeras menghukum, mengasingkan, dan menyuruh mereka memperbaiki kesalahan itu oleh diri mereka sendiri. Tapi, adakah semua yang kita lakukan itu menyelesaikan masalah?

Kenyataannya, semakin ditekan, seringkali seseorang semakin depresi, semakin merasa rendah diri, atau malah semakin merasa marah. Pun, dengan hukuman seringkali juga berefek yang nggak jauh beda. Coba aja deh itung, berapa napi yang tobat pas keluar dari penjara, apalagi dengan banyaknya jenis hukuman yang gak relevan dengan tujuan perbaikan kesalahan yang ada. Malah, yang ada seringkali  hukuman itu seringkali jadi media balas dendam dan penyaluran amarah. Karena itu, wajar kalau gak jarang ada kasus yang abiz dihukum, malah jadinya lebih parah. Karena jenis hukuman yang ada saat ini seringkali pada dasarnya sama saja memberi tekanan pada si pelaku kesalahan.

Begitu pula dengan cara mengasingkan, pada akhirnya hanya akan menambah rasa bersalah pada orang itu dan ia akan semakin merasa rendah diri. Mungkin saja, harapannya sebenarnya adalah dengan merasa bersalah ia akan memperbaiki kesalahannya. Memang benar sih, tapi kadang kita jadi mengasingkan seseorang dengan seenaknya sendiri, malah kehilangan maksud sebenarnya dan hanya ingin memuaskan hasrat emosi kita pada orang itu. Dan, justru saat seperti itulah “cara mengasingkan” tidak lagi efektif, malah menimbulkan masalah baru. M         asalah barunya adalah orang yang diasingkan itu bisa jadi merasa dendam dengan yang mengasingkan, atau berpersepsi buruk. Yang seperti itu hanya akan memprepanjang dan memperlebar masalah, tapi gak menyelesaikannya.

Pun dengan menyuruh mereka memperbaiki segala kesalahan yang telah ia lakukan sendiri, seakan segala hal yang ada di sana adalah tanggung jawabnya sendiri. Padahal seperti kita semua tahu, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Itu berarti setiap yang kita lakukan pasti akan berpengaruh terhadap sekitar kita, manusia dan alam, baik secara langsung maupun nggak langsung, kecil ataupun besar. Dan, karena itu pulalah, ada kalanya kesalahan yang telah dilakukan oleh 1 orang saja, bisa jadi gak bisa ditanggung hanya oleh orang itu sendirian, dibutuhkan bantuan dari orang lain. Meski terkadang terkesan tidak adil, tapi memang begitulah. Sunnatullah kita sebagai makhluk social, pasti juga akan memiliki konsekuensi bahwa kita juga memiliki tanggung jawab social. Justru ketika kita hanya menyuruh 1 orang untuk menanggung segalanya, akan jadi tidak adil. Karena saat itu, kita akan seperti meninggalkan tanggung jawab kita sebagai makhluk social (yang ini bahas lain waktu aja). Padahal, saat kita butuh bantuan aja, kita akan meminta bantuan orang lain. Bukannya begitu?


Namun, bukan berarti juga kita tidak boleh mengatakan sesuatu atau seseorang itu salah, atau ada sesuatu yang salah dengannya. Seringkali, karena tidak ingin dikatakan melemparkan kesalahan, mengkambinghitamkan orang lain, dll. Kita malah sama sekali tidak pernah mengatakan sesuatu itu salah. Namun, justru sikap yang seperti itu juga akan menimbulkan persepsi yang negative mengenai yang namanya “salah”. Selain itu, mengatakan kesalahan itu tidak melulu buruk. Justru dengan sama sekali tidak pernah mengatakan salah meskipun kenyataannya memang seperti itu justru akan membuatnya sulit menerima kesalahan. Bahkan suatu saat mungkin akan sampai pada suatu titik ia tidak mau disalahkan.

Memang, ada kondisi dimana kita lebih baik tidak mengatakan sesuatu itu salah dengan gamblang. Tetapi, ada kalanya justru ketika kita tidak pernah mengatakan hal itu sama sekali, justru akibat jangka panjangnya akan sangat buruk. Karena ia akan kesulitan menerima kenyataan mengenai “salah”, sehingga sulit untuk menerima jika suatu saat ia memang melakukan kesalahan dan akan terbawa oleh emosinya sendiri. Yang penting adalah bagaimana cara kita menyampaikan, mengenai sebab itu dikatakan salah, bagaimana cara memperbaikinya, dan tentu saja, bagaimanakah seharusnya menghadapi sesuatu yang bernama “salah” itu sendiri.

Kesimpulannya :
Pada dasarnya, Gak ada masalah dengan sesuatu yang namanya salah ataupun mengatakan bahwa sesuatu itu salah. Bukankah yang namanya salah itu memang wajar? Yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita bersikap menghadapi semua itu. Saat kita meresponnya dengan terlalu positif, bisa jadi akibat jangka panjangnya yang akan buruk, meski tidak akan terlihat di awal. Namun, jika menyikapinya dengan negative juga justru akan menghancurkan segalanya. Karena itu, bersikaplah obyektif, netral, tidak terlalu positif ataupun negative, sesuai dengan yang dibutuhkan.

Dan, sekali lagi, yang terpenting dari kesalahan bukanlah seberapa besar masalah atau kehancuran yang disebabkan olehnya. Melainkan, hikmahnya dan langkah yang kita ambil untuk memperbaikinya, bukan memperparah atau hanya membiarkannya saja. Yang penting adalah bagaimana cara kita menyampaikan, mengenai sebab itu dikatakan salah, bagaimana cara memperbaikinya, dan tentu saja, bagaimanakah seharusnya menghadapi sesuatu yang bernama “salah” itu sendiri.

 Saya akui, memang saya pun bukan seorang yang expert soal ini. Saya pun ada kalanya menyalahkan diri sendiri, bingung, ataupun menyalahkan orang lain. Dan, bagi yang mengenal saya dengan baik, mungkin tau sendiri betapa saya sangat inferior karena selalu menyalahkan diri sendiri, selalu menekankan diri saya “bercermin”  terhadap segala hal yang ada di sekitar saya. Tetapi, saya pun belajar untuk sedikit percaya dengan diri saya sendiri, sedikit memberi kesempatan pada diri saya sendiri, sedikit belajar menyayangi diri saya sendiri. Dan,aku harap dengan menuangkan pemikiran saya disini, kita bisa saling share dan belajar bersama-sama. Mungkin, bisa berbagi tips agar bisa menerapkannya lebih baik lagi \(^o^)/

#ngomong2, postingan ini akhirnya bisa juga aq selesaiin :D



This series :

Salah dan Menyalahkan-Berebut Menyalahkan #2

5/01/2012 4 Comments A+ a-


Berebut Menyalahkan
Sekarang ini, sedang gencar-gencarnya kamut (kata mutiara) yang intinya agar kita jangan menyalahkan orang lain, tapi bercerminlah pada dirimu sendiri. Aku gak akan bilang kata-kata itu salah, malah memang kenyataannya itu, pemikiran itu bisa membangun pribadi yang cukup positif. Tapi, kata-kata itu menurutku justru bagai pedang bermata dua. Kenapa? Karena sebenarnya dengan paradigma berpikir yang seperti itu masih belum menyelesaikan permasalahan sampai akarnya, yaitu “blaming” – “menyalahkan”.

Bukan berarti saya mendukung untuk menyalahkan lingkungan atas segala yang terjadi pada diri kita. Sudah jelas, menyalahkan pihak lain atas segala yang terjadi pada kita tidak akan menyelesaikan masalah, malah yang ada masalahnya gak selesai,  hanya tambah runyam, dan semakin menjerat kita kebulet masalah itu.  Menyalahkan orang lain salah, menyalahkan diri sendiri juga gak bener. Hanya saja kenapa kita tidak mencoba untuk menelusuri hingga ke akar permasalahannya.

Kalau nggak ke luar, ya kemana lagi kalau gak kedalam? Kalau nggak menyalahkan orang lain, ya berarti melihat ke dalam diri kita sendiri dong. Nah, tapi justru banyak yang kebablasan jadi menyalahkan diri sendiri. Segala sumber kesalahan ada di kita, karena keteledoran kita. Dan, kita gak seharusnya menyalahkan orang/pihak lain atas segala yang terjadi. Mungkin, kata motivasi itu memang bukanlah bermaksud agar kita terus menyalahkan diri sendiri (dan, seharusnya memang tidak). Hanya saja, seringkali respon yang saya tangkap dari orang-orang yang menganut paradigma itu justru seakan terjebak pada menyalahkan diri sendiri, entah karena takut menyalahkan orang lain, menjadi “jahat”, atau apa, saya juga kurang tahu.

Terus, gimana dong?? Ribet banget sih. Ya, emang ribet. Kalau dipandang ribet, semuanya juga pasti ribet. Yang namanya berubah menjadi lebih baik itu emang ribet. Tapi, kalau gak segera berubah menjadi lebih baik bisa jadi malah akan jauh lebih ribet. Bukan, bukan ribet lagi, tapi bisa bahaya!

Kalau ditelusuri, sebenarnya reaksi seperti itu muncul karena ada persepsi kita yang memandang “salah” itu sebagai aib, sebagai penyakit yang menjijikkan. Sehingga, sudah seharusnya dijauhi, dihindari, dan dipandang rendah. Dan, mungkin kita akan memilih untuk mengkambinghitamkan orang lain. Begitu pula dengan “menyalahkan”, saat kita menyalahkan pihak eksternal atas segala permasalahan yang ada, maka seakan kita sudah menjadi seorang iblis jahat yang selalu membuat permasalahan, begitu kata hati kecil kita mencoba untuk mencegah kita menyalahkan orang/pihak lain .

Tapi, mari kita mencoba melihat segala permasalahan yang ada dengan jernih. Terlepas dari segala sikap salah-menyalahkan. Maka akan kita dapati bahwa kesalahan dan salah itu gak ada yang semuanya dari diri kita seorang, atau selalu dari pihak eksternal semua. Ada kalanya, memang adanya kesalahan tidak bisa dihindari dan asalnya dari eksternal, sesuatu yang diluar kendali kita. Ada kalanya pula, memang keteledoran kitalah penyebabnya.

Jadi, gak adil dong kalo kita pukul rata semua permasalahan itu akarnya ada di diri kita seorang, atau dari pihak-pihak di luar kita. Kenapa kita tidak mencoba untuk belajar menerima kenyataan dan menghadapinya dengan lebih “sehat” saja? Maksud saya, jika memang kesalahan berasal dari diri kita sendiri, ya akui saja dan belajar untuk memperbaikinya. Jika pihak eksternal, maka ya akui saja memang begitu adanya, dan cobalah untuk sama-sama mendiskusikan bagaimanakah agar kesalahan tersebut bisa diperbaiki.


Untuk sub topik ini masih ada lanjutannya yang akan nyusul lagi

(to be continued)

This series :