Salah dan Menyalahkan-Bukankah Salah itu Wajar? #3
Mengakui
kesalahan, dengan menyalahkan itu berbeda. Dengan mengakui kesalahan yang ada,
dari manapun sumbernya, merupakan langkah awal bagi kita untuk memperbaiki
kesalahan yang ada, dan mencari solusi.
Sementara, dengan menyalahkan, baik menyalahkan pihak eksternal maupun
menyalahkan diri sendiri, hanya akan membuat kita semakin terfokus pada
kesalahan dan malah melupakan solusi permasalahannya.
Sebagai
contoh saja, saat kita menyalahkan orang lain atas segala yang terjadi, entah
memang kenyataannya adalah kesalahan mereka, ataukah hanya bagian dari
alih-alih kambing hitam kita, yang terjadi justru kita hanya akan sibuk menekan
dan memojokkan pihak-pihak yang kita anggap salah, berkeras menghukum,
mengasingkan, dan menyuruh mereka memperbaiki kesalahan itu oleh diri mereka
sendiri. Tapi, adakah semua yang kita lakukan itu menyelesaikan masalah?
Kenyataannya,
semakin ditekan, seringkali seseorang semakin depresi, semakin merasa rendah
diri, atau malah semakin merasa marah. Pun, dengan hukuman seringkali juga
berefek yang nggak jauh beda. Coba aja deh itung, berapa napi yang tobat pas
keluar dari penjara, apalagi dengan banyaknya jenis hukuman yang gak relevan
dengan tujuan perbaikan kesalahan yang ada. Malah, yang ada seringkali hukuman itu seringkali jadi media balas
dendam dan penyaluran amarah. Karena itu, wajar kalau gak jarang ada kasus yang
abiz dihukum, malah jadinya lebih parah. Karena jenis hukuman yang ada saat ini
seringkali pada dasarnya sama saja memberi tekanan pada si pelaku kesalahan.
Begitu
pula dengan cara mengasingkan, pada akhirnya hanya akan menambah rasa bersalah
pada orang itu dan ia akan semakin merasa rendah diri. Mungkin saja, harapannya
sebenarnya adalah dengan merasa bersalah ia akan memperbaiki kesalahannya.
Memang benar sih, tapi kadang kita jadi mengasingkan seseorang dengan seenaknya
sendiri, malah kehilangan maksud sebenarnya dan hanya ingin memuaskan hasrat
emosi kita pada orang itu. Dan, justru saat seperti itulah “cara mengasingkan”
tidak lagi efektif, malah menimbulkan masalah baru. M asalah barunya adalah orang yang diasingkan itu bisa jadi
merasa dendam dengan yang mengasingkan, atau berpersepsi buruk. Yang seperti
itu hanya akan memprepanjang dan memperlebar masalah, tapi gak menyelesaikannya.
Pun
dengan menyuruh mereka memperbaiki segala kesalahan yang telah ia lakukan
sendiri, seakan segala hal yang ada di sana adalah tanggung jawabnya sendiri.
Padahal seperti kita semua tahu, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Itu
berarti setiap yang kita lakukan pasti akan berpengaruh terhadap sekitar kita,
manusia dan alam, baik secara langsung maupun nggak langsung, kecil ataupun
besar. Dan, karena itu pulalah, ada kalanya kesalahan yang telah dilakukan oleh
1 orang saja, bisa jadi gak bisa ditanggung hanya oleh orang itu sendirian,
dibutuhkan bantuan dari orang lain. Meski terkadang terkesan tidak adil, tapi
memang begitulah. Sunnatullah kita sebagai makhluk social, pasti juga akan
memiliki konsekuensi bahwa kita juga memiliki tanggung jawab social. Justru
ketika kita hanya menyuruh 1 orang untuk menanggung segalanya, akan jadi tidak
adil. Karena saat itu, kita akan seperti meninggalkan tanggung jawab kita
sebagai makhluk social (yang ini bahas lain waktu aja). Padahal, saat kita
butuh bantuan aja, kita akan meminta bantuan orang lain. Bukannya begitu?
Namun,
bukan berarti juga kita tidak boleh mengatakan sesuatu atau seseorang itu
salah, atau ada sesuatu yang salah dengannya. Seringkali, karena tidak ingin
dikatakan melemparkan kesalahan, mengkambinghitamkan orang lain, dll. Kita
malah sama sekali tidak pernah mengatakan sesuatu itu salah. Namun, justru
sikap yang seperti itu juga akan menimbulkan persepsi yang negative mengenai
yang namanya “salah”. Selain itu, mengatakan kesalahan itu tidak melulu buruk.
Justru dengan sama sekali tidak pernah mengatakan salah meskipun kenyataannya
memang seperti itu justru akan membuatnya sulit menerima kesalahan. Bahkan
suatu saat mungkin akan sampai pada suatu titik ia tidak mau disalahkan.
Memang,
ada kondisi dimana kita lebih baik tidak mengatakan sesuatu itu salah dengan gamblang.
Tetapi, ada kalanya justru ketika kita tidak pernah mengatakan hal itu sama
sekali, justru akibat jangka panjangnya akan sangat buruk. Karena ia akan
kesulitan menerima kenyataan mengenai “salah”, sehingga sulit untuk menerima
jika suatu saat ia memang melakukan kesalahan dan akan terbawa oleh emosinya
sendiri. Yang penting adalah bagaimana cara kita menyampaikan, mengenai sebab
itu dikatakan salah, bagaimana cara memperbaikinya, dan tentu saja, bagaimanakah
seharusnya menghadapi sesuatu yang bernama “salah” itu sendiri.
Kesimpulannya :
Pada
dasarnya, Gak ada masalah dengan sesuatu yang namanya salah ataupun mengatakan
bahwa sesuatu itu salah. Bukankah yang namanya salah itu memang wajar? Yang
jauh lebih penting adalah bagaimana kita bersikap menghadapi semua itu. Saat
kita meresponnya dengan terlalu positif, bisa jadi akibat jangka panjangnya
yang akan buruk, meski tidak akan terlihat di awal. Namun, jika menyikapinya
dengan negative juga justru akan menghancurkan segalanya. Karena itu,
bersikaplah obyektif, netral, tidak terlalu positif ataupun negative, sesuai
dengan yang dibutuhkan.
Dan,
sekali lagi, yang terpenting dari kesalahan bukanlah seberapa besar masalah
atau kehancuran yang disebabkan olehnya. Melainkan, hikmahnya dan langkah yang
kita ambil untuk memperbaikinya, bukan memperparah atau hanya membiarkannya
saja. Yang penting adalah bagaimana cara kita menyampaikan, mengenai sebab itu
dikatakan salah, bagaimana cara memperbaikinya, dan tentu saja, bagaimanakah
seharusnya menghadapi sesuatu yang bernama “salah” itu sendiri.
Saya
akui, memang saya pun bukan seorang yang expert soal ini. Saya pun ada kalanya
menyalahkan diri sendiri, bingung, ataupun menyalahkan orang lain. Dan, bagi
yang mengenal saya dengan baik, mungkin tau sendiri betapa saya sangat inferior
karena selalu menyalahkan diri sendiri, selalu menekankan diri saya
“bercermin” terhadap segala hal yang ada
di sekitar saya. Tetapi, saya pun belajar untuk sedikit percaya dengan diri
saya sendiri, sedikit memberi kesempatan pada diri saya sendiri, sedikit
belajar menyayangi diri saya sendiri. Dan,aku harap dengan menuangkan pemikiran
saya disini, kita bisa saling share dan belajar bersama-sama. Mungkin, bisa
berbagi tips agar bisa menerapkannya lebih baik lagi \(^o^)/
#ngomong2, postingan ini akhirnya bisa juga aq selesaiin :D
This series :
Mari bercuap-cuap :D