Salah dan Menyalahkan-Bukankah Salah itu Wajar? #3

5/04/2012 0 Comments A+ a-


Mengakui kesalahan, dengan menyalahkan itu berbeda. Dengan mengakui kesalahan yang ada, dari manapun sumbernya, merupakan langkah awal bagi kita untuk memperbaiki kesalahan yang ada, dan  mencari solusi. Sementara, dengan menyalahkan, baik menyalahkan pihak eksternal maupun menyalahkan diri sendiri, hanya akan membuat kita semakin terfokus pada kesalahan dan malah melupakan solusi permasalahannya.

Sebagai contoh saja, saat kita menyalahkan orang lain atas segala yang terjadi, entah memang kenyataannya adalah kesalahan mereka, ataukah hanya bagian dari alih-alih kambing hitam kita, yang terjadi justru kita hanya akan sibuk menekan dan memojokkan pihak-pihak yang kita anggap salah, berkeras menghukum, mengasingkan, dan menyuruh mereka memperbaiki kesalahan itu oleh diri mereka sendiri. Tapi, adakah semua yang kita lakukan itu menyelesaikan masalah?

Kenyataannya, semakin ditekan, seringkali seseorang semakin depresi, semakin merasa rendah diri, atau malah semakin merasa marah. Pun, dengan hukuman seringkali juga berefek yang nggak jauh beda. Coba aja deh itung, berapa napi yang tobat pas keluar dari penjara, apalagi dengan banyaknya jenis hukuman yang gak relevan dengan tujuan perbaikan kesalahan yang ada. Malah, yang ada seringkali  hukuman itu seringkali jadi media balas dendam dan penyaluran amarah. Karena itu, wajar kalau gak jarang ada kasus yang abiz dihukum, malah jadinya lebih parah. Karena jenis hukuman yang ada saat ini seringkali pada dasarnya sama saja memberi tekanan pada si pelaku kesalahan.

Begitu pula dengan cara mengasingkan, pada akhirnya hanya akan menambah rasa bersalah pada orang itu dan ia akan semakin merasa rendah diri. Mungkin saja, harapannya sebenarnya adalah dengan merasa bersalah ia akan memperbaiki kesalahannya. Memang benar sih, tapi kadang kita jadi mengasingkan seseorang dengan seenaknya sendiri, malah kehilangan maksud sebenarnya dan hanya ingin memuaskan hasrat emosi kita pada orang itu. Dan, justru saat seperti itulah “cara mengasingkan” tidak lagi efektif, malah menimbulkan masalah baru. M         asalah barunya adalah orang yang diasingkan itu bisa jadi merasa dendam dengan yang mengasingkan, atau berpersepsi buruk. Yang seperti itu hanya akan memprepanjang dan memperlebar masalah, tapi gak menyelesaikannya.

Pun dengan menyuruh mereka memperbaiki segala kesalahan yang telah ia lakukan sendiri, seakan segala hal yang ada di sana adalah tanggung jawabnya sendiri. Padahal seperti kita semua tahu, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Itu berarti setiap yang kita lakukan pasti akan berpengaruh terhadap sekitar kita, manusia dan alam, baik secara langsung maupun nggak langsung, kecil ataupun besar. Dan, karena itu pulalah, ada kalanya kesalahan yang telah dilakukan oleh 1 orang saja, bisa jadi gak bisa ditanggung hanya oleh orang itu sendirian, dibutuhkan bantuan dari orang lain. Meski terkadang terkesan tidak adil, tapi memang begitulah. Sunnatullah kita sebagai makhluk social, pasti juga akan memiliki konsekuensi bahwa kita juga memiliki tanggung jawab social. Justru ketika kita hanya menyuruh 1 orang untuk menanggung segalanya, akan jadi tidak adil. Karena saat itu, kita akan seperti meninggalkan tanggung jawab kita sebagai makhluk social (yang ini bahas lain waktu aja). Padahal, saat kita butuh bantuan aja, kita akan meminta bantuan orang lain. Bukannya begitu?


Namun, bukan berarti juga kita tidak boleh mengatakan sesuatu atau seseorang itu salah, atau ada sesuatu yang salah dengannya. Seringkali, karena tidak ingin dikatakan melemparkan kesalahan, mengkambinghitamkan orang lain, dll. Kita malah sama sekali tidak pernah mengatakan sesuatu itu salah. Namun, justru sikap yang seperti itu juga akan menimbulkan persepsi yang negative mengenai yang namanya “salah”. Selain itu, mengatakan kesalahan itu tidak melulu buruk. Justru dengan sama sekali tidak pernah mengatakan salah meskipun kenyataannya memang seperti itu justru akan membuatnya sulit menerima kesalahan. Bahkan suatu saat mungkin akan sampai pada suatu titik ia tidak mau disalahkan.

Memang, ada kondisi dimana kita lebih baik tidak mengatakan sesuatu itu salah dengan gamblang. Tetapi, ada kalanya justru ketika kita tidak pernah mengatakan hal itu sama sekali, justru akibat jangka panjangnya akan sangat buruk. Karena ia akan kesulitan menerima kenyataan mengenai “salah”, sehingga sulit untuk menerima jika suatu saat ia memang melakukan kesalahan dan akan terbawa oleh emosinya sendiri. Yang penting adalah bagaimana cara kita menyampaikan, mengenai sebab itu dikatakan salah, bagaimana cara memperbaikinya, dan tentu saja, bagaimanakah seharusnya menghadapi sesuatu yang bernama “salah” itu sendiri.

Kesimpulannya :
Pada dasarnya, Gak ada masalah dengan sesuatu yang namanya salah ataupun mengatakan bahwa sesuatu itu salah. Bukankah yang namanya salah itu memang wajar? Yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita bersikap menghadapi semua itu. Saat kita meresponnya dengan terlalu positif, bisa jadi akibat jangka panjangnya yang akan buruk, meski tidak akan terlihat di awal. Namun, jika menyikapinya dengan negative juga justru akan menghancurkan segalanya. Karena itu, bersikaplah obyektif, netral, tidak terlalu positif ataupun negative, sesuai dengan yang dibutuhkan.

Dan, sekali lagi, yang terpenting dari kesalahan bukanlah seberapa besar masalah atau kehancuran yang disebabkan olehnya. Melainkan, hikmahnya dan langkah yang kita ambil untuk memperbaikinya, bukan memperparah atau hanya membiarkannya saja. Yang penting adalah bagaimana cara kita menyampaikan, mengenai sebab itu dikatakan salah, bagaimana cara memperbaikinya, dan tentu saja, bagaimanakah seharusnya menghadapi sesuatu yang bernama “salah” itu sendiri.

 Saya akui, memang saya pun bukan seorang yang expert soal ini. Saya pun ada kalanya menyalahkan diri sendiri, bingung, ataupun menyalahkan orang lain. Dan, bagi yang mengenal saya dengan baik, mungkin tau sendiri betapa saya sangat inferior karena selalu menyalahkan diri sendiri, selalu menekankan diri saya “bercermin”  terhadap segala hal yang ada di sekitar saya. Tetapi, saya pun belajar untuk sedikit percaya dengan diri saya sendiri, sedikit memberi kesempatan pada diri saya sendiri, sedikit belajar menyayangi diri saya sendiri. Dan,aku harap dengan menuangkan pemikiran saya disini, kita bisa saling share dan belajar bersama-sama. Mungkin, bisa berbagi tips agar bisa menerapkannya lebih baik lagi \(^o^)/

#ngomong2, postingan ini akhirnya bisa juga aq selesaiin :D



This series :

Mari bercuap-cuap :D