Tanyaku
Banyak yang takut jatuh,karena terlalu
tinggi.Banyak yang takut terluka, karena rasa sakitnya. Banyak yang lebih memilih mendapatkan
"yg seadanya", karena takut dengan resiko untuk mendapatkan "yang istmewa". Bagi
kebanyakan orang, itulah yang dinamakan "realistis". Padahal,justru orang-orang itulah yang tidak
memahami kehidupan secara "realistis". Karena tak inginkan hal yang pasti akan
terjadi, yang justru mutlak kita butuhkan. Tapi, kenapa? Puaskah hidup dalam dunia
kepalsuan?Bahagiakah hidup dalam tempurung?
By Kacho
5 comments
Write commentswahaha... hidup dalam tempurung ya,,, kasihan,, kok sepertinya saya mengerti example manusianya -_-.
Replyhidup dalam dunia kepalsuan... wew apalagi itu @@
waduh berarti kebanyakan orang hidup dalam dunia imajiner dunk... gak realistis ...
berani ambil resiko..?
Replyya semua pasti ada perhitungannya.. :)
@arif : wah, sapa example manusianya??
Replykenapa dengan hidup dalam dunia kepalsuan?
hem.....who knows? but, that's still possible :P
@affaibnu : ya seharusnya memberanikan diri lah. memang ada perhitungan, tapi bukan berarti hanya yang pasti bisa dijangkau,kan?
Justru perhitungan itu dibutuhkan karena yang akan dituju, sudah tidak lagi pasti akan dijangkau. Tetapi, justru sesuatu yang butuh usaha lebih untuk menjangkaunya. Kalau udah oasti kan g perlu juga diperhitungkan.
tidak, hidup harus penuh perjuangan :P
Replykarena di setiap letih ada nikmat #halah
@iskandar : setuju deh ama kamu :D
ReplyMari bercuap-cuap :D